Ini Alasan Petani, Pilih Tanam Jagung Dibanding Kedelai

Foto : Istimewa

JagatBisnis.com – Rendahnya minat petani untuk menanam kedelai disebabkan oleh harga jual yang kurang menguntungkan, jika dibandingkan dengan menanam komoditas lain seperti jagung.

“Sebetulnya kedelai dan jagung memiliki harga jual yang sama, akan tetapi tingkat produktivitas kedua komoditas tersebut sangat jauh berbeda. Per hektare jagung bisa menghasilkan 6-7 ton. Sedangkan kedelai hanya mampu dihasilkan 1,5 hingga 2 ton,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasmin Limpo, dikutip Selasa (20/9/2022)

Dia menjelaskan, untuk menanggulangi masalah tersebut ada sejumlah cara yang akan dilakukan pemerintah. Pertama dengan cara pengadaan bibit kedelai yang mempunyai produktivitas lebih tinggi, menetapkan harga beli terhadap kedelai terhadap petani, dan membuka lahan tanam kedelai.

Baca Juga :   Danpak Larangan Ekspor CPO, Petani Merugi Hinggq Rp250 Miliar

“Menggunakan bibit impor kalau perlu, dan tentu mempersiapkan bibit-bibit nasional atau lokal dengan varietas tinggi,” tegas Syahrul.

Baca Juga :   Harga Acuan Kedelai Lokal Segera Ditetapkan Untuk Lepas dari Ketergantungan Impor

Menurut dia, dengan menggunakan varietas yang unggul maka Indonesia mampu mengejar produktivitas kedelai hingga 4 ton per hektarnya, sehingga impor bisa ditekan. Diharapkan, pihaknya bisa mendapatkan varietas yang mampu di atas 3 sampai 4 ton per hektare. Apalagi, saat ini pemerintah juga tengah mempersiapkan lahan seluas 352 ribu hektare, dan baru ditanami seluas 67 ribu hektare.

Baca Juga :   Produksi Jagung Lokal Surplus 3 Juta Ton, Ekspor Terkendala Mesin Pengering

“Minimnya produksi kedelai petani tersebut membuat pemerintah harus melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional setiap tahunnya, bahkan besar 90 persen. Dengan adanya penetapan harga beli minimal untuk kedelai diharapkan bisa meningkatkan produksi dalam negeri,” pungkas Syahrul. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO