JagatBisnis.com – Perubahan iklim turut mempengaruhi La Nina dan curah hujan yang mulai meningkat di akhir tahun 2021 ini. Badan Meteorologi, Kebumian, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan hal ini untuk persiapan menghadapi bencana alam hidrometeorologi yang mungkin timbul. Selain mempersiapkan jika terjadi bencana hidrometeorologi dan perubahan iklim, Pemerintah ternyata menyiapkan beberapa kebijakan Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini terungkap dalam sesi diskusi daring bertajuk “Pembiayaan Energi Berkelanjutan”, Kamis (21/10).
Staf Khusus Menteri Keuangan bidang Makroekonomi dan Kebijakan Fiskal, Masyita Crystallin, yang turut hadir mengemukakan bahwa Pemerintah telah menerbitkan beberapa kebijakan antara lain dimulai tahun 2012 dengan Mitigation Fiscal Framework untuk menjawab isu tentang bagaimana pendanaan publik dalam mitigasi perubahan iklim. Selain itu, Pemerintah juga memulai climate budget tagging tahun 2016, beberapa fasilitas perpajakan untuk mendorong pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), penerbitan green sukuk, dan pembentukan platform blended finance, seperti SDG Indonesia One. Bahkan, dalam waktu dekat Pemerintah akan menerbitkan kerangka fiskal untuk perubahan iklim sebagai dokumen strategis yang memuat kebijakan fiskal untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk mencapai target-target Nationally Determined Contribution (NDC), dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Discussion about this post