Program Makan Siang Gratis Dinilai Berisiko Menambah Utang Pemerintah

JagatBisnis.com –  Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, menilai program makan siang gratis yang digagas oleh salah satu calon presiden berisiko menambah utang pemerintah.

Bhima mengatakan, program tersebut membutuhkan biaya yang besar, yaitu sekitar Rp 45 triliun per tahun. Dana tersebut dapat digunakan untuk program lain yang lebih prioritas, seperti pendidikan dan kesehatan.

“Program ini juga berpotensi menimbulkan inefisiensi dan kebocoran anggaran,” kata Bhima.

Baca Juga :   Pemerintah Resmi Melarang TikTok Shop untuk Mencegah Monopoli di E-Commerce

Bhima menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada program yang sudah ada, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Program-program tersebut sudah terbukti efektif dalam membantu masyarakat miskin.

Baca Juga :   ESDM Kantongi 333 Ribu Penerima Rice Cooker Gratis, Distribusi Ditargetkan Desember 2023

“Pemerintah perlu melakukan kajian yang matang sebelum meluncurkan program baru,” kata Bhima.

Sebelumnya, salah satu calon presiden meluncurkan program makan siang gratis untuk semua siswa SD dan SMP di Indonesia. Program tersebut diklaim akan membantu meningkatkan gizi anak-anak dan meringankan beban orang tua.

Baca Juga :   Pemerintah Pastikan Izin Tambang Freeport Berlanjut hingga 2061, Ada Pesan Khusus Jokowi untuk Freeport

Namun, program tersebut menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk ekonom dan pengamat kebijakan publik.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO