Sleman Digegerkan Snack KPPS Tak Layak, JCW Dorong Sisa Dana Dikembalikan

JagatBisnis.com –  Sleman digegerkan dengan beredarnya foto-foto snack yang diberikan kepada Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Snack tersebut dinilai tidak layak konsumsi karena sudah basi dan berjamur.

Foto-foto tersebut diunggah oleh akun Twitter @jogjacorruptionwatch pada hari Kamis, 25 Januari 2024. Dalam foto-foto tersebut, terlihat snack berupa keripik dan roti yang sudah berjamur. Snack tersebut juga sudah terlihat kering dan tidak layak untuk dikonsumsi.

Menanggapi hal tersebut, Jogja Corruption Watch (JCW) menyayangkan konsumsi makanan ringan atau snack yang diberikan kepada KPPS di Sleman. JCW menilai bahwa snack tersebut tidak layak konsumsi dan dapat membahayakan kesehatan KPPS.

Baca Juga :   Polri Tangkap Teroris yang Bekerja sebagai Ojol di Sleman

“Kami menyayangkan konsumsi makanan ringan atau snack yang diberikan kepada KPPS di Sleman. Snack tersebut tidak layak konsumsi dan dapat membahayakan kesehatan KPPS,” kata Koordinator JCW, Agus Slamet.

Baca Juga :   Seorang Perempuan di Sleman Tewas, Diduga Korban Mutilasi

JCW mendorong agar sisa dana yang digunakan untuk membeli snack tersebut dikembalikan ke kas negara. Hal ini untuk menghindari potensi penyalahgunaan dana.

“Kami mendorong agar sisa dana yang digunakan untuk membeli snack tersebut dikembalikan ke kas negara. Hal ini untuk menghindari potensi penyalahgunaan dana,” kata Agus.

Agus juga meminta agar KPU Kabupaten Sleman melakukan evaluasi terhadap pengadaan snack tersebut. KPU harus memastikan bahwa snack yang diberikan kepada KPPS layak konsumsi dan tidak membahayakan kesehatan.

Baca Juga :   DANA Tingkatkan Keamanan Lewat ISO 27001 dan Face Verification

“Kami meminta agar KPU Kabupaten Sleman melakukan evaluasi terhadap pengadaan snack tersebut. KPU harus memastikan bahwa snack yang diberikan kepada KPPS layak konsumsi dan tidak membahayakan kesehatan,” kata Agus.

Kejadian ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan kekhawatiran akan kualitas penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Masyarakat berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.(tia)

MIXADVERT JASAPRO