Berita  

China Lobi Dukungan Internasional Jelang Peninjauan Hak Asasi Manusia PBB

Muslim Ughyur Foto Change.org

JagatBisnis.com – Menjelang peninjauan catatan hak asasi manusia oleh Dewan HAM PBB yang dijadwalkan pada Selasa, 23 Januari 2024, Cina dilaporkan sedang melakukan lobi intensif kepada negara-negara non-Barat. Diplomat Cina di PBB Jenewa dikabarkan mengirim memo kepada utusan-utusan mereka untuk mendapatkan dukungan, khususnya terkait penanganan hak asasi manusia terhadap masyarakat minoritas Muslim Uyghur di Xinjiang dan pendukung demokrasi di Hong Kong.

Misi Cina di PBB Jenewa belum memberikan tanggapan langsung terhadap laporan mengenai upaya lobi tersebut. Dalam pernyataan mereka, Cina menyatakan penentangan terhadap politisasi hak asasi manusia dan mendorong tata kelola hak asasi manusia global yang lebih adil, setara, dan inklusif.

Peninjauan yang dijadwalkan pada hari Selasa ini merupakan yang pertama sejak laporan hak asasi manusia PBB pada 2022 yang menyatakan kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan terjadi dalam penahanan warga Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang. Cina tetap membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia.

Baca Juga :   PBB: Tingkat Kelaparan di Suriah Melonjak ke Rekor Tertinggi

Beberapa diplomat Cina dikabarkan meminta dukungan pada pertemuan tersebut, mengajukan nota diplomatik kepada sejumlah negara. Seorang diplomat Afrika yang tidak mau disebutkan namanya mengakui menerima permintaan dukungan dari Cina, dan berjanji untuk melakukannya.

Baca Juga :   Ketegangan Cina-Filipina di Laut Cina Selatan Mencapai Puncak

Laporan juga mencatat bahwa nota diplomatik Cina menyertakan poin-poin spesifik yang memuji catatan Cina mengenai hak-hak perempuan dan disabilitas. Cina disebut sedang berusaha memperoleh dukungan dalam dialog interaktif dengan mempertimbangkan hubungan persahabatan dan kerja sama bilateral.

Baca Juga :   Kunjungan Menlu China ke Rusia: Bahas Kemungkinan Kunjungan Presiden Putin ke Beijing

Sementara jumlah negara yang biasanya tinggi, yaitu 163 negara, mengajukan permintaan untuk berpidato pada sesi tersebut, Amerika Serikat mengirimkan dua halaman pertanyaan lanjutan yang menyoroti pelanggaran hak asasi manusia di seluruh negeri, termasuk di Tibet, Hong Kong, dan Xinjiang. (tia)

MIXADVERT JASAPRO