Ekbis  

Penarikan Uang Nataru Capai Rp130 Triliun, Tertinggi Sepanjang Sejarah

JagatBisnis.com –  Bank Indonesia (BI) mencatat penarikan uang selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 mencapai Rp 130 triliun. Angka ini naik 10,7 persen dari tahun sebelumnya dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.

Penarikan uang terbesar terjadi di wilayah Jawa dan Bali, yaitu mencapai Rp 99,6 triliun. Wilayah lain yang juga mencatat penarikan uang yang cukup tinggi adalah Sumatera (Rp 19,1 triliun), Kalimantan (Rp 5,1 triliun), Sulawesi (Rp 3,7 triliun), dan Maluku dan Papua (Rp 2,5 triliun).

BI memperkirakan penarikan uang yang tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Peningkatan aktivitas masyarakat selama Nataru, seperti liburan, mudik, dan belanja.
  • Kenaikan harga barang dan jasa, yang mendorong masyarakat untuk menyiapkan uang tunai yang lebih banyak.
  • Perkembangan teknologi pembayaran digital, yang membuat masyarakat lebih nyaman menggunakan uang tunai untuk transaksi di tempat-tempat tertentu.
Baca Juga :   LRT Jabodebek Siap Angkut Ribuan Penumpang Saat Nataru

BI mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan uang tunai secara bijak, dan tidak perlu menarik uang dalam jumlah besar. Masyarakat dapat memanfaatkan layanan perbankan digital untuk bertransaksi, seperti transfer antar bank, pembayaran tagihan, dan pembelian pulsa.

Baca Juga :   23 Persen Warga Tinggalkan Jakarta Jelang Nataru

Dampak Penarikan Uang Nataru

Penarikan uang yang tinggi selama Nataru ini diperkirakan akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, antara lain:

  • Meningkatkan aktivitas ekonomi, seperti perdagangan, pariwisata, dan jasa.
  • Meningkatkan konsumsi masyarakat, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Meningkatkan aktivitas perbankan, seperti setoran dan kredit.
Baca Juga :   LRT Jabodebek Siap Angkut Ribuan Penumpang Saat Nataru

Namun, BI juga mengingatkan bahwa penarikan uang yang tinggi ini dapat berdampak negatif terhadap inflasi, jika tidak dikelola dengan baik. BI akan terus memantau perkembangan inflasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas harga. (tia)

MIXADVERT JASAPRO