Bos KAI Sebut LRT Jabodebek Masih Perlu Dibenahi

Ilustrasi LRT Foto: Harian Disway

JagatBisnis.com Direktur Utama PT KAI (Persero), Didiek Hartantyo, mengakui bahwa LRT Jabodebek masih perlu dibenahi, meskipun sudah melalui evaluasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Kita bangun keandalan dulu,” kata Didiek saat ditemui di Balai Yasa Manggarai, Kamis (28/12).

Didiek menuturkan, saat ini LRT Jabodebek beroperasi dengan 16 rangkaian (trainset), dengan jumlah perjalanan sekitar 200 per harinya. Pada tarif promo Rp 5 ribu di awal pengoperasian, jumlah penumpang harian mencapai 47 ribu.

“Sekarang saya dapat laporan penumpang sudah 37 ribu,” ucap Didiek.

Dia menjelaskan, KAI sudah mengatasi keausan roda kereta dengan beberapa solusi, seperti melakukan grinding dan memberikan serbuk pelumas sehingga gerusan roda ini bisa lebih terjaga.

Baca Juga :   KAI Siapkan 739 Ribu Tempat Duduk Selama Masa Mudik Lebaran 2022

“Ini kita evaluasi terus, karena siklusnya ini yang masuk pembubutan hanya 5 trainset nih, jadi sekarang 16 operasi, cadangan ada 4,” tutur Didiek.

Didiek mengimbau masyarakat untuk tidak takut menjajal LRT Jabodebek. Sebab, dia mengeklaim moda transportasi ini sudah semakin presisi dan mulus pengeremannya dengan teknologi Grade of Automation (GoA) level 3.

“Masyarakat saya harapkan gunakan LRT. Silakan dicoba, kalau berhenti itu smooth sekali, ketetapan dengan pintunya juga presisi. Ini lah AI ya, dengan GoA3 ini LRT akan makin baik dan andal,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kemenhub menyampaikan beberapa hasil evaluasi terkait sederet permasalahan LRT Jabodebek yang selama ini dikeluhkan masyarakat, mulai dari pengereman yang kasar hingga waktu tunggu yang terlalu lama.

Baca Juga :   KAI Bidik 40 Stasiun Pasang PLTS

Direktur Prasarana Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Djarot Tri Wardhono, mengatakan operator sudah memperbaharui perangkat lunak (software), sehingga sistem pengereman sudah semakin halus.

“Software itu kita upgrade dengan versi terbaru dari pertama kali launching, dengan versi ini sudah ada peningkatan software sehingga itu memberikan kenyamanan dari si pengereman,” jelasnya saat siaran langsung di Instagram @ditjenperkeretaapian, dikutip Sabtu (2/12).

Dia mengakui saat pertama kali LRT Jabodebek diluncurkan, pengereman moda transportasi itu memang cenderung kasar. Dia memastikan dengan pembaharuan ini, kualitas pengereman otomatis sudah bisa disandingkan dengan sistem manual oleh masinis di KRL.

Baca Juga :   10 Maret, KAI Luncurkan KA Kertanegara Rute Purwokerto-Malang

Selain itu, pemerintah dan para operator juga telah menyelesaikan masalah roda dan rel yang mengalami aus. Masalah tersebut membuat banyak rangkaian kereta masuk bengkel, sehingga waktu tunggu (headway) di stasiun mencapai 1 jam.

Djarot menyebutkan, pihaknya telah melakukan simulasi berupa solusi jangka pendek dengan melakukan lubrikasi di roda dan jalan rel, serta grinding di total 28 jalur lengkung LRT Jabodebek.

“Alhamdulillah keausan mulai berkurang dan trainset yang awalnya 8 kita kemarin sudah 12 trainset, dan hari ini kita menjalankan 16 trainset dan jadi kendala-kendala itu kami bicarakan bersama sehingga kita bisa menyelesaikan dalam jangka pendek ini,” tutur dia. (tia)

MIXADVERT JASAPRO