Jokowi Sentil Perbankan Soal Peredaran Uang Makin Kering, Bankir: Kami Fokus Kredit

JagatBisnis.com –  Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil pelaku usaha yang lebih banyak mengeluarkan uangnya untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN), Surat Berharga Bank Indonesia (SRBI), dan Surat Berharga Valuta Asing (SVBI) ketimbang di sektor riil. Menurutnya hal tersebut yang membuat dana di sektor riil menjadi kering.

Menanggapi hal tersebut, bankir menyatakan bahwa mereka tetap fokus pada penyaluran kredit, terutama untuk sektor UMKM.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengaku pihaknya tidak fokus pada pembelian SBN, SRBI, dan SVBI. Menurutnya, likuiditas yang ada sekarang sangat diperlukan untuk pertumbuhan kredit.

“Memang kita tidak fokus untuk pembelian SBN, SRBI, atau SVBI karena likuiditas yang ada pun sekarang sangat diperlukan untuk pertumbuhan kredit,” kata Taswin di Kantor Pusat Bank Indonesia, Rabu (29/11).

Baca Juga :   Begini Reaksi Jokowi Disebut Megawati Penguasa seperti Orde Baru

Taswin memproyeksi pertumbuhan kredit Maybank di tahun 2024 berada di kisaran 10 persen hingga 12 persen. Adapun Maybank fokus pada segmentasi kredit korporasi dan UMKM.

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu juga menyatakan bahwa pihaknya tetap fokus pada penyaluran kredit, terutama kredit KPR.

“Stimulus dari pemerintah juga bagus pasti penjualan naik. PPN bebas sampai Rp 2 miliar kan BTN fokusnya di rumah-rumah di bawah Rp 1 miliar,” ungkap Nixon.

Baca Juga :   Jokowi dan Iriana Langsung Takziah ke Kediaman Tjahjo Kumolo Usai Tiba di Jakarta

Nixon menyebut BTN mencatat pertumbuhan KPR subsidi dan non subsidi semakin tumbuh subur.

Di sisi lain, Nixon mengungkapkan penyaluran KPR di tengah stimulus bebas PPN berdampak positif pada pertumbuhan KPR.

“Pasti naik yang pasti pertumbuhan non subsidi mulai naik. Kita juga mulai naik didorong salah satunya insentif pajak,” katanya.

“Ini developer senang kalau mereka pada happy kita pasti naik penjualannya sekitar 2 persen sampai 4 persen,” tambahnya.

Sebelumnya, Jokowi bilang pengusaha boleh saja menggunakan dananya untuk membeli SBN tapi setidaknya juga perlu dikeluarkan untuk sektor riil, agar dampaknya ke masyarakat bisa terlihat.

Baca Juga :   BSI Genjot Pembiayaan Otomotif

“Jangan semua ramai-ramai beli ke BI (Bank Indonesia) atau ke SBN meskipun juga boleh-boleh saja. Tapi agar sektor riil bisa kelihatan lebih baik dari tahun lalu,” kata Jokowi.

Hal tersebut demi menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di level 5 persen.

Tak hanya di kalangan pengusaha, Kepala Negara juga menyebut peran perbankan untuk juga terus gencar dalam pemberian kredit, terutama untuk sektor UMKM.

“Memang kita harus prudent dalam melangkah, tetapi juga jangan terlalu hati hati, kredit terlalu hati hati, kredit semuanya terlalu hati hati akibatnya kering perputaran di sektor riil,” tutur Jokowi.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO