JagatBisnis.com – Ribuan orang berkumpul dalam unjuk rasa pro-Palestina di kota terbesar Australia, Sydney. Meskipun demo ini mendapatkan izin pada menit-menit terakhir, kekhawatiran muncul setelah beberapa demonstran pada unjuk rasa sebelumnya meneriakkan slogan-slogan anti-Yahudi.
Unjuk rasa ini merupakan bagian dari gelombang demonstrasi global yang menuntut diakhirinya pemboman Israel di Jalur Gaza setelah hampir dua minggu serangan udara dan artileri yang intens. Menurut pihak berwenang, serangan tersebut telah menewaskan 4.100 orang di wilayah tersebut.
Sebagai respons, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk “berjuang sampai kemenangan” di Gaza, menandakan kelanjutan pemboman militer dan perkiraan invasi ke daerah kantong tersebut setelah serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang di Israel dan menyandera.
Di Sydney, sekitar 15.000 orang menghadiri unjuk rasa yang diselenggarakan oleh Palestine Action Group. Para pengunjuk rasa meneriakkan “Palestina tidak akan pernah mati” dan mengibarkan bendera Palestina. Polisi mengawasi acara tersebut, termasuk petugas yang menunggang kuda, sementara helikopter polisi berpatroli di atas kepala. Meskipun demikian, polisi melaporkan bahwa tidak ada penangkapan yang dilakukan, dan demonstrasi berlangsung damai.
Sejumlah peserta unjuk rasa menekankan aspek kemanusiaan dalam dukungan mereka terhadap Palestina, sementara ada juga pendapat yang berbeda tentang dampak unjuk rasa tersebut di Australia. CEO Dewan Eksekutif Yahudi Australia, Alex Ryvchin, menyatakan bahwa demonstrasi ini “menyulut lebih banyak kebencian di Australia” dan mengkhawatirkan dampaknya pada kohesi sosial di negara tersebut.
(tia)
