Berita  

Ketegangan Meningkat antara Jerman dan Cina: Perusahaan Jerman Mengurangi Ketergantungan pada Pasar Tiongkok

Mesin Ilutrasi

JagatBisnis.comHubungan ekonomi antara Jerman dan Cina semakin tegang setelah Koalisi Kanselir Olaf Scholz meluncurkan strategi untuk mengurangi risiko ketergantungan ekonomi pada Cina. Dokumen berisi 61 halaman tersebut menyebutkan Cina sebagai “mitra, pesaing, dan musuh sistemik.” Meskipun strategi ini mendorong perusahaan Jerman untuk mengurangi ketergantungan pada Cina, tidak memberikan target yang mengikat.

Beberapa perusahaan Jerman, seperti ebm-papst, telah mulai mengambil tindakan nyata dalam mengurangi ketergantungan mereka pada Cina. ebm-papst, produsen kipas angin, merencanakan pabrik baru di India dengan biaya sekitar 30 juta euro untuk memasok klien di seluruh Asia. Mereka telah meluncurkan program “Decoupling China” untuk memastikan kelangsungan bisnis di Cina jika terputus dari bagian perusahaan lainnya.

Sementara beberapa perusahaan besar Jerman masih bertaruh besar pada Cina, sejumlah perusahaan menengah atau Mittelstand telah mulai mengurangi ketergantungan pada Cina dengan strategi lokalisasi dan diversifikasi.

Baca Juga :   Cina Menggelar Latihan Tembak Nyata di Perairan Dekat Taiwan

Kementerian Perekonomian Jerman berupaya mendukung perusahaan-perusahaan untuk mendiversifikasi pasar mereka dengan mengintensifkan hubungan bilateral dengan negara-negara seperti India, Vietnam, Korea Selatan, dan lainnya.

Baca Juga :   Jusuf Kalla Ungkap BUMN Nunggak Utang Rp 300 Miliar ke Perusahaannya

Ketegangan ini muncul seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah Jerman di bawah Kanselir Scholz yang lebih keras terhadap Cina, serta kekhawatiran global tentang tindakan tegas Cina terhadap Taiwan dan Laut Cina Selatan.

Namun, ada perusahaan-perusahaan besar Jerman yang tetap melihat Cina sebagai pasar penting, seperti produsen mobil Volkswagen dan Mercedes-Benz serta perusahaan bahan kimia BASF. Mereka menunjukkan relevansi pasar Cina dalam pertumbuhan bisnis mereka.

Baca Juga :   Jerman: Bantuan Senjata untuk Ukraina Telah Mencapai Batas

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan bahwa perdagangan bilateral harus ditingkatkan demi keuntungan kedua belah pihak, dan mempolitikkan isu-isu ekonomi dan perdagangan hanya akan merugikan semua pihak. Pada paruh pertama tahun ini, investasi Jerman di Cina meningkat secara keseluruhan.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO