Berita  

Presiden Prancis Gelar Kabinet Darurat Kedua di Tengah Eskalasi Kerusuhan

Presiden Prancis Emmanuel Macron Foto: Le Matin

JagatBisnis.comKerusuhan yang terjadi di Prancis pada saat itu memicu kekhawatiran dan memicu tanggapan dari pemerintah. Presiden Emmanuel Macron mengadakan sidang kabinet darurat kedua untuk menangani situasi tersebut. Kerusuhan itu dipicu oleh protes atas penembakan fatal seorang remaja keturunan Aljazair oleh polisi.

Pada sidang kabinet darurat, Macron kemungkinan akan mempersingkat kehadirannya di KTT Uni Eropa di Brussels untuk fokus menangani masalah di dalam negeri. Namun, pada saat itu belum ada pernyataan resmi mengenai pengumuman keadaan darurat.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, melaporkan melalui akun Twitter-nya bahwa setidaknya 667 orang telah ditangkap di seluruh Prancis dalam semalam akibat bentrok antara polisi dan perusuh. Bentrokan tersebut terjadi di beberapa kota dan disertai dengan pembakaran toko, bank, serta perusakan bus.

Baca Juga :   Kerusuhan di Peru Pecah

Untuk meredam kerusuhan, Menteri Dalam Negeri telah mengerahkan 40.000 petugas keamanan pada malam sebelumnya. Meskipun demikian, kekerasan masih terjadi di beberapa kota seperti Marseille, Lyon, Pau, Toulouse, Lille, dan sebagian wilayah Paris termasuk pinggiran kota Nanterre yang merupakan kawasan kelas pekerja. Di Nanterre, seorang remaja berusia 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko, bernama Nahel M, tewas ditembak pada Selasa malam yang memicu kemarahan pengunjuk rasa.

Baca Juga :   Kerusuhan di Peru Pecah

Menteri Transportasi Clement Beaune mengumumkan bahwa transportasi umum di wilayah Paris akan terganggu pada hari Jumat, dan penutupan layanan lebih awal tidak dikecualikan. Pada malam sebelumnya, dua belas bus telah dibakar dan dihancurkan di sebuah depot di Aubervilliers, di utara Paris.

Aksi protes di Nanterre, pinggiran barat Paris, melibatkan pembakaran mobil, pembarikadean jalan, dan pelemparan proyektil ke arah polisi. Di pusat kota Paris, sebuah toko sepatu Nike dirusak dan beberapa orang ditangkap setelah jendela toko di jalan perbelanjaan Rue de Rivoli dipecahkan, menurut laporan polisi.

Baca Juga :   Kerusuhan di Peru Pecah

Selama kerusuhan tersebut, 307 orang ditangkap sementara sembilan polisi dan petugas pemadam kebakaran mengalami luka.

Di Marseille, polisi menggunakan granat gas air mata saat para pemuda bentrok dengan polisi di pusat wisata Pelabuhan Le Vieux yang akhirnya harus dievakuasi.

Di Roubaix, di Prancis utara, kantor perusahaan TESSI hancur akibat kebakaran dan beberapa mobil juga dibakar.

Kerusuhan tersebut membangkitkan kembali ingatan akan kerusuhan yang terjadi pada tahun 2005 yang mengguncang Prancis selama tiga minggu dan memaksa Presiden Jacques Chirac saat itu untuk mengumumkan keadaan darurat. (tia)

MIXADVERT JASAPRO