JagatBisnis.com – Di Kota Padang, Sumatera Barat, jemaah Tarekat Syattariyah di Masjid Nurul Huda, Purus Baru, melaksanakan prosesi khusus dalam penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha. Prosesi ini menjadi unik karena sapi-sapi kurban tidak hanya disembelih, tetapi juga dimandikan, dibedak, dan disisir sebelumnya.
Pengurus Masjid Nurul Huda, Wendra Yulmas, menjelaskan bahwa sapi kurban direndam dalam air yang telah diolah dengan bunga kembang tujuh rupa dan jeruk nipis. Proses penyiraman air kembang tujuh rupa ini dilakukan oleh para peserta kurban dan disebut sebagai “dilimau” dalam bahasa Minang.
Wendra mengungkapkan bahwa prosesi “dilimau” ini mengandung makna simbolis yang terinspirasi dari kisah Nabi Ibrahim yang hendak menyembelih anaknya. Menurutnya, penyiraman sapi dengan air kembang tujuh rupa tersebut bermakna memandikan hewan kurban. Setelah dimandikan, sapi kurban juga dibersihkan, disisir, dan dibedak agar tampak bersih, suci, dan rapi sebelum disembelih.
Ia menekankan bahwa para peserta kurban, sambil membacakan selawat nabi, melakukan prosesi ini dengan tujuan agar hewan kurban menjadi perantara di yaumul barzakh (kehidupan setelah mati). Mereka percaya bahwa keberkahan kurban tidak hanya berdampak di dunia ini, tetapi juga di akhirat kelak.
Setelah seluruh prosesi selesai, daging sapi kurban yang telah disembelih dibagikan melalui 185 kupon kepada warga sekitar Masjid Nurul Huda. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk menyebarkan manfaat dan keberkahan kurban kepada masyarakat sekitar.
Prosesi unik ini menunjukkan bagaimana jemaah Tarekat Syattariyah di Kota Padang menjalankan tradisi penyembelihan hewan kurban dengan nilai-nilai kebersihan, kebersamaan, dan keberkahan yang mendalam.
(tia)
