Tragedi di Prabumulih: Pria Bunuh Istri karena Selalu Meminta Cerai, Masalah Ekonomi Jadi Pemicu

JagatBisnis.com –  Kejadian tragis terjadi di Prabumulih, Sumsel, ketika seorang pria bernama Fikri Harjaya (40 tahun) ditangkap oleh polisi setelah diduga membunuh istrinya, Maryana (40 tahun). Peristiwa ini terjadi di kebun karet di Kelurahan Patih Galung, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih. Menurut Kapolres Prabumulih, AKBP Witdiardi, penangkapan terhadap Fikri dilakukan setelah tim Satuan Reserse Kriminal Polres Prabumulih dan Polsek Prabumulih Barat melakukan penyelidikan terhadap penemuan mayat korban.

“Pelaku bersembunyi di kebun karet, masih di area tempat jenazah korban ditemukan,” kata Kapolres pada Selasa (13/6).

Dalam pemeriksaan awal, diketahui bahwa Fikri dan korban pergi ke kebun seperti biasa menggunakan sepeda motor. Namun, saat berada di sana, mereka terlibat dalam perdebatan tentang masalah rumah tangga.

Baca Juga :   Karyawan di Maluku Bunuh Rekan Kerjanya

“Pelaku tidak terima korban selalu meminta cerai. Mereka kemudian terlibat cekcok yang berujung pada pelaku menusuk istrinya menggunakan pisau yang selalu dibawanya ke kebun,” jelas Kapolres.

Baca Juga :   Seorang TNI AU Aniaya dan Ancam Bunuh Lansia di Bogor

Fikri Harjaya akan dijerat dengan pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan, yang memiliki ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun. Sementara itu, Fikri Harjaya mengaku bahwa perbuatannya terjadi karena khilaf akibat terus-menerus terlibat pertengkaran dengan istrinya terkait masalah ekonomi keluarga. Masalah ini menjadi pemicu utama korban selalu meminta cerai.

“Korban selalu meminta cerai setiap kali kami bertengkar. Saya sudah meminta agar tidak melakukan itu demi anak-anak, tapi tetap saja dia melakukannya. Itulah yang membuat saya terpancing emosi,” ujar Fikri.

Baca Juga :   Obligasi AS Menurun Bikin Rupiah Tergerus Lagi

Peristiwa tragis ini memberikan gambaran tentang pentingnya komunikasi dan penyelesaian masalah yang sehat dalam rumah tangga. Kasus ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak untuk memperhatikan kesejahteraan mental pasangan dan mencari solusi yang tidak melibatkan kekerasan.

Dalam menghadapi permasalahan rumah tangga, penting bagi pasangan untuk mencari bantuan dan dukungan dari keluarga, teman, atau profesional yang kompeten di bidangnya.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO