JagatBisnis.com – Aktivis dari Euthanasia Prevention Coalition (EPC) mengungkap adanya peningkatan tajam dalam kasus bantuan medis untuk bunuh diri di Kanada sepanjang tahun 2022. Direktur EPC, Alex Schadenberg, menyatakan bahwa peningkatan ini terjadi karena promosi yang besar-besaran terhadap prosedur MAiD (Medical Assistance in Dying) dalam sistem medis Kanada.
Menurut EPC, pada tahun fiskal 2021, terdapat 10.064 kasus Euthanasia yang dilakukan oleh MAiD. Namun, jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 34% dalam setahun terakhir. EPC mencatat data dari empat provinsi di Kanada, yaitu Alberta, Ontario, Quebec, dan Nova Scotia, untuk memperoleh proyeksi tersebut. Otoritas kesehatan Kanada direncanakan akan mempublikasikan angka resmi mengenai warga yang memilih Euthanasia pada bulan berikutnya.
Menurut EPC, di Ontario terdapat 3.934 kasus Euthanasia yang dilakukan oleh MAiD pada tahun 2022, meningkat dibandingkan dengan 3.102 kasus pada tahun 2021. Di Provinsi Alberta, terjadi peningkatan kasus Euthanasia sebesar 41% dari 594 kasus menjadi 836 kasus. Sedangkan di Quebec, jumlah kasus meningkat dari 2.427 menjadi 3.663 kasus. EPC juga menyatakan bahwa kematian yang “disetujui” oleh negara sekarang merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Quebec, setelah penyakit kanker dan serangan jantung.
Daniel Zekveld, penasehat dari kelompok ARPA, mengkritik Kanada karena menciptakan rezim Euthanasia yang paling permisif di dunia dan menyediakan Euthanasia sebagai solusi mudah untuk mengakhiri penderitaan, daripada memberikan perawatan yang akan memperkuat warga negara.
Sementara itu, kelompok Dying With Dignity, yang mendukung Euthanasia, berpendapat bahwa MAiD diperlukan untuk mengakhiri penderitaan dan diskriminasi serta untuk memenuhi keinginan pribadi seseorang untuk mengakhiri hidup.
Perlu dicatat bahwa informasi ini disampaikan melalui kutipan dari Daily Mail dan menggambarkan perspektif berbagai kelompok terkait masalah Euthanasia di Kanada.
(tia)
