Potensi Zakat Di Indonesia 327 Triliun Bisa Tercapai?

JagatBisnis.comIndonesia dengan negara penganut agama Islam yang mayoritas tentu saja dalam sendi kehidupan bernegara ya juga dilandasi oleh hukum-hukum agama yang didalamnya berisi larangan, perintah yang bersifat wajib dan Sunnah, selain itu para pemeluk agama Islam di kita ini juga beragam dari segi kehidupan ekonominya ada yang mampu ada yang serba terbatas bahkan banyak yang tidak mampu oleh karena itu kewajiban kita sebagai orang mampu membantu yang kurang mampu melalui zakat, infak ,sedekah dengan ditampung di lembaga resmi penampung dana demikian.

Baca Juga :   Kemendagri Gelar Sosialisasi IKP 2024

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Jelang Lebaran 2023 bersama para kepala daerah, TNI/Polri, hingga Kejagung, Senin (10/4). Di akhir rapat virtual tersebut, Tito menceritakan soal potensi penerimaan zakat umat Islam di Indonesia.

Ini baru saja saya tonton video viral bahwa banyak sekali donasi yang diberikan para miliarder dunia. Ada yang mencapai Rp 300 triliun, Rp 400 triliun, 100 triliun. Mereka adalah para filantropi yang memberikan donasi,” ucap Tito.

Baca Juga :   Kemendagri Minta Pemda Segera Selesaikan Penetapan Batas Desa

Menurut Tito, jumlah donasi tersebut masih kalah dengan donasi dari zakat. Jumlah donasi yang berasal dari zakat wajib dan sunah umat Islam di dunia, menurutnya, bisa mencapai Rp 750 triliun
.Donasi tertinggi adalah dari zakat, khususnya zakat umat Islam. Itu totalnya bisa mencapai Rp 750 triliun per tahun, dan Indonesia potensinya adalah Rp 327 triliun,” ungkapnya.

Namun, lanjut Tito, kenyataannya jumlah zakat yang terserap oleh Baznas tahun lalu hanya Rp 26 triliun, dan pada tahun 2021 hanya Rp 14 triliun. Ia menduga, penyerapan yang kecil itu disebabkan karena kondisi pandemi COVID-19.

Baca Juga :   Kemendagri Ajak Masyarakat Lakukan Digitalisasi KTP

Untuk itu, mohon para kepala daerah ini dorong masyarakat untuk tunaikan zakat, baik yang wajib maupun sunah. Dorong, lalu kerja sama dengan Baznas agar begitu diterima jangan disimpan, tapi segera salurkan ke orang-orang yang kurang mampu,” ungkap Tito.

“Ini akan jauh melebihi dana bansos yang sudah ada, total [dana bansos] nasional maupun dana bantuan belanja tak terduga yang ada di APBD semua daerah,” pungkasnya. (den)