Dinkes DKI Imbau Warga Kenali Gejala Suspek Gagal Ginjal

JagatBisnis.com –   Pemerintah DKI Jakarta tengah meningkatkan kewaspadaan dan melakukan penyelidikan epidemiologi dalam kasus terduga Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak (GGAPAPA) sejak Agustus 2022, hingga saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, gangguan ginjal akut dapat terjadi akibat beberapa faktor seperti kondisi syok. Karena kekurangan cairan, kerusakan ginjal akibat infeksi, toksin dan methanol, serta sumbatan saluran kemih pada tumor.

”Saat ini kami bersama lintas instansi dan para ahli masih mencari sumber penyebab GGAPAPA dalam kedua kasus tersebut. Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan lebih waspada menjaga kesehatan keluarga,” kata Widyastuti, Sabtu (11/2/2023).

Baca Juga :   Bareskrim Turun Tangan Terkait Kembali Munculnya Kasus Gagal Ginjal Akut Anak

Untuk itu, lanjut Widyastuti, pihaknya meminta orang tua lebih disiplin memperhatikan kesehatan anak. Selain itu, pahami cara mengatasi anak saat sakit.

“Orang tua diharapkan lebih disiplin kepada anak, menghindari orang sakit, menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan,” ucapnya.

Widyastuti menjelaskan langkah awal yang bisa dilakukan orang tua jika anak demam adalah mengukur suhu tubuh menggunakan termometer. Apabila demam dengan suhu tubuh mencapai 38°C atau lebih. Maka, terlebih dahulu lakukan kompres dengan air hangat, hindari pemakaian baju berbahan tebal, penuhi kebutuhan cairan dengan memberikan cukup minum, terapkan pola hidup sehat.

Baca Juga :   Kasus Gagal Ginjal Akut Kembali Muncul

“Kemudian konsumsi makanan lengkap dengan gizi seimbang dan hindari konsumsi obat-obatan golongan obat keras terbatas tanpa resep dokter terangnya.

Selain itu, tambahnya, deteksi dini GGAPAPA dapat dilakukan dengan memantau jumlah dan frekuensi buang air kecil anak yang sedang sakit. Jadi, jangan abai jika anak tidak buang air kecil seperti biasanya.

Baca Juga :   Gratis! Dinkes DKI Ajak Mayarakat Vaksin Booster

“Jika terjadi penurunan jumlah air seni dalam 24 jam atau bahkan sama sekali tidak buang air kecil (anuria) dalam 12 jam, segera datang ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut,” imbuhnya.

Menurut dia, jangan tunggu sampai anak mengalami kondisi darurat seperti badan bengkak, kesadaran menurun, serta sesak nafas. Untuk itu, masyarakat bisa ikut berperan aktif dalam melaporkan masalah-masalah kesehatan dengan melaporkannya melalui kader kesehatan. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO