“Pengalaman gali kubur pernah sampai pingsan, istirahat terus tidur di dalem liangnya juga pernah. Kalau harga saya nggak pernah targetin, karena orang lagi musibah jadi saya nggak mau tentukan harga,” tambah Bang Aim.
Selain bertugas gali kubur, pekerjaan sebagai kuli bangunan juga pernah Bang Aim lakoni. Tapi energinya sudah tidak sekuat dahulu. Kini, ia abdikan hidupnya sebagai Marbut di Musholla Nurul Amal, Jl. Dewi Sartika, Gang Sepat, RT 02 RW 06, Margahayu, Bekasi Timur, Jawa Barat.
Meski lupa kapan tepat bilangan tahunnya, Bang Aim akui, tinggal di Musholla Nurul Amal sejak kondisi rumah ibadah itu masih panggung dan kayu. Terdapat sebuah loteng kecil di sisi atas Musholla itu, namun bak singgasana bagi Bang Aim.
Discussion about this post