Ekbis  

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Terus Lakukan Ekspansi Hilirisasi Batubara, Fokus pada Industri Kendaraan Listrik dan Energi Alternatif

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Terus Lakukan Ekspansi Hilirisasi Batubara, Fokus pada Industri Kendaraan Listrik dan Energi Alternatif

JagatBisnis.com – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus memperkuat langkah ekspansinya guna mendukung program hilirisasi batubara yang diperkirakan akan memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan di masa mendatang. Salah satu inisiatif terbaru yang diluncurkan oleh PTBA adalah pilot project konversi batubara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet, yang digunakan sebagai bahan baku untuk baterai Lithium-Ion (Li-ion).

Dalam konferensi pers pada Senin (14/4), Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan bahwa PTBA bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam proyek hilirisasi ini. Langkah tersebut merupakan bentuk komitmen PTBA dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk mempercepat hilirisasi batubara, menjaga ketahanan energi nasional, serta turut berkontribusi pada kemajuan industri kendaraan listrik dalam negeri.

Prospek Positif Pasar Baterai Li-ion

Arsal menambahkan bahwa Artificial Graphite dan Anode Sheet memiliki prospek pasar yang cukup menjanjikan di masa depan, seiring dengan meningkatnya permintaan global terhadap kendaraan listrik dan teknologi baterai yang lebih ramah lingkungan. Meskipun saat ini proyek hilirisasi ini masih berada dalam tahap studi kelayakan, PTBA menargetkan proyek tersebut dapat mulai beroperasi pada tahun 2026. Dalam dua hingga tiga tahun setelahnya, perusahaan berharap proyek ini bisa mulai bersifat komersial.

Kerja Sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN)

Tidak hanya berhenti pada pengembangan baterai kendaraan listrik, PTBA juga menggandeng PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk mengembangkan proyek hilirisasi batubara menjadi Substitute Natural Gas (SNG). Meski telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PGN, pengembangan proyek gasifikasi batubara menjadi SNG masih dalam tahap diskusi dan belum ada kepastian lebih lanjut.

Direktur Pengembangan Usaha PTBA, Rafli Yandra, menjelaskan bahwa diskusi terkait kerja sama ini terus dilakukan, meskipun pengembangan gasifikasi SNG tidak dapat dipastikan dalam waktu dekat. Proyek SNG bertujuan untuk menggantikan sebagian pasokan gas alam dengan produk dari konversi batubara.

Lanjutan Proyek Gasifikasi Batubara menjadi Dimethyl Ether (DME)

Selain itu, PTBA juga memastikan akan melanjutkan proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME), yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG. Proyek ini sempat terhambat setelah Air Products mundur sebagai mitra strategis PTBA. Meskipun demikian, manajemen PTBA masih terus mencari investor yang memiliki keahlian dalam pengembangan proyek DME, meskipun jumlah investor yang berkompeten di bidang ini terbatas.

Arsal menambahkan bahwa PTBA sudah melakukan komunikasi dengan beberapa investor dari luar negeri, terutama dari China, untuk melanjutkan proyek gasifikasi DME ini. Dengan adanya manfaat besar yang bisa diperoleh dari proyek DME, PTBA yakin bahwa proyek ini tetap perlu dijalankan jika nilai keekonomiannya menguntungkan. PTBA juga memastikan bahwa dari sisi ketersediaan lahan dan pasokan batubara, mereka sudah siap untuk melanjutkan proyek tersebut.

Ke depannya

Melihat prospek positif dari program hilirisasi batubara ini, PTBA optimis dapat memberikan kontribusi besar bagi ketahanan energi nasional dan mendukung sektor kendaraan listrik yang sedang berkembang di Indonesia. Perusahaan juga terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan bahwa proyek-proyek hilirisasi ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Dengan berbagai inisiatif strategis tersebut, PTBA berharap dapat memperkuat posisinya di pasar domestik dan internasional, sekaligus memberikan nilai tambah yang berkelanjutan bagi pemegang saham dan masyarakat. (Zan)