Ekbis  

Integra Indocabinet (WOOD) Rencanakan Ekspansi Besar ke Eropa dan Timur Tengah pada 2025

Integra Indocabinet (WOOD) Rencanakan Ekspansi Besar ke Eropa dan Timur Tengah pada 2025

JagatBisnis.com – Integra Indocabinet (WOOD), perusahaan yang bergerak di sektor komponen bangunan dan furnitur, mengumumkan rencana ekspansi besar ke pasar Eropa dan Timur Tengah pada tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi produk yang lebih luas, dengan fokus utama pada komponen bangunan dan furnitur luar ruangan.

Ravenal Arvense, Investor Relations WOOD, mengungkapkan bahwa perusahaan telah mengidentifikasi potensi besar di sektor komponen bangunan sejak tahun 2020, yang kini memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Pada 2025, WOOD akan meluncurkan dua produk baru: flooring (komponen bangunan) dan furnitur outdoor. Untuk mendukung ekspansi ini, WOOD telah menjalin kemitraan dengan mitra dari Eropa untuk joint marketing seluruh produk mereka, tidak hanya flooring tetapi juga furnitur indoor dan outdoor.

“Untuk tahun 2025, kami akan memperkenalkan dua produk baru, yaitu flooring dan furnitur outdoor. Kami sudah bekerja sama dengan mitra dari Eropa untuk memasarkan seluruh produk kami,” ujar Rave, Senin (7/4).

Baca Juga :   PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) Optimis Pasar Ekspor ke AS Masih Menjanjikan

Selain fokus pada pasar Eropa, WOOD juga berencana mengembangkan pasar di Timur Tengah, yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan signifikan. Rave menambahkan bahwa pasar Amerika Serikat juga masih memiliki peluang besar untuk produk-produk WOOD. Pasar impor furnitur di AS tercatat sebagai yang terbesar di dunia, bahkan lebih besar dari gabungan pasar impor furnitur negara-negara lain di urutan kedua hingga kelima.

Namun, meskipun potensi ekspor ke AS sangat besar, market share Indonesia dalam ekspor furnitur kayu masih sangat kecil, yakni di bawah 5%. Oleh karena itu, WOOD juga berfokus pada ekspansi ke Eropa untuk produk flooring.

Tantangan dari Kebijakan Tarif AS

Ekspansi WOOD tidak tanpa tantangan. Salah satu masalah global yang dihadapi perusahaan adalah perubahan kebijakan tarif yang diumumkan oleh pemerintah Amerika Serikat pada awal April 2025. Mulai 5 April 2025, AS akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% terhadap semua barang impor, termasuk produk furnitur dan komponen bangunan. Selain itu, tarif timbal balik sebesar 32% juga akan dikenakan terhadap barang-barang asal Indonesia mulai 9 April 2025. Meskipun demikian, produk yang telah dimuat di kapal sebelum tanggal tersebut akan dikecualikan dari tarif ini.

Baca Juga :   PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) Optimis Pasar Ekspor ke AS Masih Menjanjikan

Meski menghadapi tantangan tarif, WOOD tetap unggul berkat keunggulan biaya dan pasokan bahan baku yang andal, yang semakin memperkuat daya saing perusahaan di pasar global.

Diversifikasi Pendapatan dan Peluang di Sektor Karbon Berbasis Kehutanan

Kedepannya, perusahaan akan terus menjalankan strategi diversifikasi pasar ekspor dan memperkuat pertumbuhan jangka panjang. Pada 2025, WOOD juga berencana meluncurkan inisiatif baru bersama mitra di Tiongkok untuk memasuki pasar produk flooring di Eropa. Selain itu, perusahaan berharap bahwa perkembangan dalam perdagangan karbon berbasis kehutanan di Indonesia, yang diperkirakan akan diluncurkan pada akhir 2025, dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap diversifikasi pendapatan mereka.

Baca Juga :   PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) Optimis Pasar Ekspor ke AS Masih Menjanjikan

Meskipun ada tantangan global, Rave menekankan bahwa seluruh pesanan yang sedang berjalan tetap sesuai rencana, dan perusahaan tidak menerima pembatalan atau penundaan dari pelanggan di AS.

“Kami tetap berkomitmen untuk memberikan produk dan layanan terbaik kepada pelanggan dan secara proaktif menavigasi dinamika perdagangan global,” pungkasnya.

Dengan langkah ekspansi dan diversifikasi ini, WOOD menunjukkan kesiapan untuk memperluas jangkauan pasar global dan mengoptimalkan peluang di sektor furnitur serta komponen bangunan, meskipun dihadapkan pada tantangan kebijakan tarif internasional. (Hky)