JagatBisnis.com – Musim flu 2024–2025 di Amerika Serikat (AS) terus mengalami peningkatan yang signifikan, dengan angka kasus yang terus meningkat tanpa tanda-tanda mencapai puncaknya. Akibat lonjakan kasus influenza dan penyakit musiman lainnya, banyak sekolah di berbagai negara bagian seperti Texas, Ohio, Georgia, dan Tennessee terpaksa menutup sementara untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Fenomena ini mengingatkan pada masa lockdown COVID-19, ketika banyak sekolah yang menghentikan kegiatan belajar-mengajar atau beralih ke pembelajaran jarak jauh. Namun, kali ini penyebab utama penutupan sekolah adalah flu, dan penutupan ini umumnya hanya berlangsung beberapa hari.
Penyebaran Influenza yang Cepat
Influenza, penyakit pernapasan yang sangat menular, dapat menyebabkan gejala seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, hidung meler, dan nyeri tubuh. Penyakit ini menyebar dengan cepat, terutama di lingkungan tertutup seperti sekolah. Menurut laporan FluView dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) hingga 25 Januari 2025, aktivitas flu nasional di AS masih terus meningkat, dengan 41 negara bagian melaporkan tingkat aktivitas influenza yang “sangat tinggi” atau “tinggi.”
Lonjakan kasus flu ini menyebabkan meningkatnya kunjungan ke unit gawat darurat dan angka rawat inap. Hingga saat ini, CDC memperkirakan ada lebih dari 20 juta kasus flu, 250.000 rawat inap, dan sekitar 11.000 kematian akibat influenza selama musim ini. Anak-anak menjadi kelompok yang paling terdampak, dengan setidaknya 47 kematian yang dilaporkan akibat flu.
Dr. Jason Newland, Kepala Divisi Penyakit Menular di Nationwide Children’s Hospital, mengingatkan bahwa infeksi bakteri yang dapat menyertai flu berisiko membuat anak-anak sangat sakit dan bahkan fatal.
Quad-Demic: Flu, COVID-19, Norovirus, dan RSV
Selain flu, AS juga menghadapi peningkatan kasus penyakit lainnya, seperti COVID-19, RSV (Respiratory Syncytial Virus), dan norovirus, yang digabungkan dalam istilah “quad-demic” oleh beberapa pakar kesehatan.
Dampak Penutupan Sekolah
Lonjakan kasus flu di berbagai negara bagian menyebabkan sejumlah distrik sekolah di AS memilih untuk menutup sementara sekolah mereka. Sekolah-sekolah yang terpaksa ditutup berfokus pada pembersihan dan sanitasi untuk meminimalkan risiko penyebaran virus. Selain itu, banyak staf yang juga sakit, menyebabkan gangguan operasional di sekolah.
“Sekolah adalah tempat penyebaran kuman yang sangat efektif,” kata Dr. William Schaffner, profesor penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine. “Anak-anak adalah penyebar utama virus influenza, dan dengan lingkungan sekolah yang tertutup serta banyaknya kontak antarindividu, penyebaran flu menjadi sangat cepat.”
Menurut para ahli, meskipun penutupan sekolah tidak akan sepenuhnya menghentikan wabah, langkah ini dapat memperlambat penyebaran virus. “Menutup sekolah selama beberapa hari untuk membiarkan wabah berlalu adalah langkah yang terkadang harus diambil oleh dewan sekolah setempat,” tambah Schaffner.
Beberapa Negara Bagian yang Terkena Dampak
- Texas: Beberapa distrik sekolah, termasuk Godley Independent School District dan Comanche Independent School District, terpaksa menutup sekolah karena tingginya angka ketidakhadiran. Di Godley ISD, sebanyak 650 siswa dan 60 staf dilaporkan sakit dalam satu hari sebelum sekolah ditutup.
- Ohio: St. Hilary School di Fairlawn dan Coventry Local Schools terpaksa tutup akibat banyaknya siswa dan staf yang sakit. Tingkat infeksi flu di Ohio sangat tinggi, dengan lebih dari 40% tes flu menunjukkan hasil positif.
- Tennessee: Tennessee menjadi salah satu negara bagian dengan tingkat flu tertinggi di AS. Beberapa distrik sekolah, seperti Lebanon Special School District dan Houston County Schools, sudah menutup sekolah karena lonjakan kasus penyakit.
- Georgia: Polk School District menutup semua sekolah setelah lebih dari 700 siswa jatuh sakit akibat flu dan norovirus. Kekurangan staf juga menjadi alasan utama penutupan ini.
Selain negara bagian tersebut, Virginia, Oklahoma, Iowa, Missouri, Alabama, Kentucky, dan Indiana juga melaporkan peningkatan kasus flu, dengan beberapa sekolah memilih untuk menutup sementara atau beralih ke pembelajaran daring.
Wabah flu ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang lebih ketat untuk melindungi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak dan tenaga pengajar di sekolah-sekolah. (Mhd)