JagatBisnis.com – Harga Crude Palm Oil (CPO) atau Minyak Sawit Mentah saat ini menunjukkan tren positif, didorong oleh ketatnya pasokan, sentimen suku bunga, dan stimulus ekonomi dari China. Menurut data Trading Economics, harga minyak sawit berjangka Malaysia pada 23 Oktober mencapai MYR 4.514 per ton, naik lebih dari 2% dalam satu hari dan sekitar 13,16% dalam sebulan.
Analisis Pasokan dan Permintaan
Wahyu Tribowo Laksono menilai bahwa meskipun harga CPO positif, potensi kenaikannya mungkin terbatas karena komoditas lain, seperti minyak dunia, juga mengalami kesulitan. Saat ini, terdapat keseimbangan antara pasokan dan permintaan, di mana output global diperkirakan lebih tinggi dari minyak kedelai dan permintaan CPO dari negara-negara pengimpor utama tetap stabil.
Permintaan CPO diperkirakan meningkat dari negara-negara seperti India, Bangladesh, Jerman, Iran, dan Filipina, sementara Indonesia—sebagai produsen terbesar—menghadapi kondisi pasokan yang ketat akibat cuaca buruk dan biaya input yang tinggi. Produksi CPO Indonesia diperkirakan akan turun sekitar 200.000 ton pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, dengan asosiasi terkait memprediksi produksi tahun ini berkisar antara 52 juta dan 53 juta ton.
Pengaruh Kebijakan B40 dan B50
Program penggunaan biodiesel berbasis minyak sawit, seperti B40 dan B50, berpotensi menekan suplai CPO. Untuk program B50, diperkirakan akan membutuhkan sekitar 5,3 juta ton CPO, yang diambil dari kuota ekspor. Ini merupakan langkah pemerintah untuk transisi energi menuju sumber energi terbarukan.
Wahyu mencatat bahwa dengan kebijakan ini, pasokan CPO Indonesia akan semakin berkurang, sehingga Malaysia sebagai produsen terbesar kedua berpotensi mendapat keuntungan dari kondisi ketat di Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan konsumen beralih ke pasokan minyak sawit Malaysia, yang akan berdampak positif bagi ekspor negara tersebut.
Sentimen Ekonomi Global
Wahyu juga menyoroti bahwa sentimen positif dari kebijakan moneter global, dengan bank sentral utama cenderung memangkas suku bunga, serta stimulus ekonomi China, akan mendukung harga CPO. Semua langkah ini bertujuan untuk mendorong ekonomi global dan meningkatkan permintaan untuk komoditas.
Prediksi Harga CPO
Dalam setahun terakhir, harga CPO menunjukkan tren bullish, bahkan mencapai MYR 4.570 per ton untuk kontrak berjangka bulan November. Wahyu memperkirakan harga CPO di akhir tahun akan berada di rentang MYR 4.400 hingga MYR 4.800 per ton, meskipun mendekati level atas, harga ini rentan terhadap koreksi. Untuk tahun 2025, harga CPO diprediksi berada di kisaran MYR 3.500 hingga MYR 5.000 per ton, dengan level wajar sekitar MYR 4.000 per ton.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, harga CPO yang positif didorong oleh faktor-faktor pasokan dan permintaan yang kompleks, kebijakan pemerintah, serta sentimen ekonomi global. Para pelaku pasar perlu memperhatikan perkembangan ini untuk memprediksi tren harga di masa depan. (Zan)