JagatBisnis.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengajukan usulan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,8 triliun untuk tahun anggaran 2025. Usulan ini bertujuan untuk mendukung peremajaan aset dan pengadaan kereta baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan armada Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek.
Salusra Wijaya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KAI, menjelaskan bahwa anggaran ini sangat dibutuhkan mengingat beberapa kereta saat ini sudah tidak dapat difungsikan lagi. Hal ini mempengaruhi aspek keamanan, keamanan, dan pelayanan PT KAI secara keseluruhan.
“Kebutuhan untuk penggantian dan penambahan kereta sangat mendesak karena kondisi armada yang sudah tua,” ujar Salusra dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI pada Selasa (9/10).
Data PT KAI menunjukkan bahwa jumlah penumpang KRL Jabodetabek terus meningkat setelah pandemi COVID-19, dengan lonjakan mencapai dua kali lipat dalam sepekan pada Juni 2024, mencapai lebih dari 1 juta penumpang. Proyeksi lanjutan menunjukkan peningkatan hingga 24% dalam volume penumpang, setara dengan 410 juta penumpang pada 2027.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga menargetkan pelayanan hingga 2 juta penumpang per hari, naik dari 1 juta hingga 1,1 juta penumpang per hari saat ini. Tanpa penambahan armada, okupansi pada jam sibuk diperkirakan mencapai 242% pada tahun 2027.
Asdo Artriviyanto, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), menyebutkan bahwa dari 108 trainset yang tersedia pada 2023, hanya 101 yang digunakan untuk operasi, sementara sisanya menjalani pemeliharaan. Namun, dengan tambahan 19 trainset dalam tahap konservasi pada tahun ini, jumlah trainset yang dapat dioperasikan turun menjadi 89, di bawah kebutuhan minimum operasi.
PT KAI berencana menggunakan dana PMN untuk menambah armada dengan 12 trainset baru dari PT Industri Kereta Api (INKA) dan mengimpor tiga trainset baru dari China, serta melakukan retrofit dua trainset melalui PT INKA.
Dengan demikian, usulan PMN ini diharapkan dapat mendukung upaya PT KAI dalam meningkatkan kapasitas layanan dan memperbaiki kualitas pengalaman perjalanan bagi penumpang KRL Jabodetabek. Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi tingkat okupansi yang tinggi pada jam sibuk dan memberikan solusi terhadap masalah armada yang sudah tua dan terbatas.
Artikel ini mencerminkan komitmen PT KAI dalam memajukan sistem transportasi kereta api di Indonesia serta menjawab tantangan peningkatan mobilitas masyarakat khususnya di wilayah metropolitan Jabodetabek. (Zan)