Optimalisasi Aset, PT Kai Jual Nama-nama stasiun Bersejarah

JagatBisnis.com-PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bakal nelakukan optimalisasi aset dengan cara “menjual” nama stasiun kereta yang sudah eksisting. Semua penjualan ke swasta itu akan dilakukan secara bertahap.

“Ke depan semuanya bakal dilepas. Jadi, masing-masing punya strateginya. Tapi kalau, kalau seperti properti, tidak jual. Kaveling depan yang akan dijual terlebih dahulu,” ujar Hadis dikutip Sabtu (10/9/2022).

Dia mengaku, saat ini setidaknya pihaknya bakal melepas 10 stasiun ke pihak swasta. Nantinya stasiun tersebut bakal dinamai sendiri oleh swasta yang membelinya. Pada fase pertama terdapat 10 stasiun yang ditawarkan kepada swasta untuk dimiliki hak penamaannya, yaitu Stasiun Pasar Senen, Jatinegara, Tanah Abang, Tebet, Cikini, Sudirman, Juanda, Manggarai, Gondangdia, dan Palmerah.

Baca Juga :   Tahun 2023, KAI Terapkan Pemindah Wajah di Boarding Gate untuk KAJJ

“Namun pada tahap selanjutnya, seluruh stasiun milik kami dimungkinkan untuk diberikan hak penamaannya kepada swasta. Bukan hanya di Jakarta, namun seluruh Indonesia. Termasuk stasiun ikonik yang ada di daerah, di Jakarta misalnya ada stasiun Jakarta Kota dan Gambir, yang memungkin untuk diberikan hak penamaanya kepada pemodal. Bahkan stasiun melegenda yang sempat dibuatkan narasi lagu seperti Staisun Solo Balapan, juga bakal dilepas ke swasta untuk diberikan nama baru,” papar Hadis.

Baca Juga :   Hari Terakhir KAI Expo 2022, Tebar Promo Tiket Mulai Rp7 Ribu

Hadis menjelaskan, pihak swasta dari sektor mana pun boleh mengambil alih hak nama dari staisun yang saat ini sudah eksisting. Asalkan, perusahaan tersebut tidak memiliki brand minuman alkhohol maupun rokok.

“Adapun benefit yang ditawarkan kepada perusahaan yang ingin membeli hak penamaan stasiun, nantinya nama brand milik perusahaan akan diterapkan dalam berbagai penyebutan baik audio maupun visual di berbagai media seperti, signage, wayfinding, peta jalur, announcement, dan berbagai publikasi lainnya terkait stasiun tersebut,” terangnya.

Baca Juga :   KAI Commuter Bakal Siapkan Shelter di Stasiun

Sementara itu, Konsultan Pendamping Naming Rights PT KAI, Ajie Rinaldi, menambahkan PT KAI tetap bakal mengakurasi brand yang ingin memiliki hak penamaan pada sebuah stasiun. Karena, semua orang punya cerita di masing-masing stasiun. Sehingga perlu dipahami sedemikian besar nama KAI beserta nama stasiunnya.

“Jadi kalau kita bicara, misalnya betapa fisolifisnya Gambir semua orang mengamini Gambir adalah ikonnya Jakarta, itu yang mahal. Jadi ini sebetulnya menjadi hal yang cukup sakral,” tutup Naming.
(*/eva)

MIXADVERT JASAPRO