Program Pendampingan IKM di Lombok, Fokus pada Olahan Kelapa dan Tenun Pewarnaan Alam

Kegiatan Pendampingan Teknis WUB IKM dilaksanakan pada tanggal 24 – 29 Juni 2024 di dua Kabupaten yaitu, di Kabupaten Lombok Timur untuk Pendampingan Teknis WUB IKM Olahan Kelapa dan Pendampingan Teknis Produksi dan Pewarnaan Alam WUB IKM Tenun di Kabupaten Lombok Tengah.

JagatBisnis.com, Lombok – Kementerian Perindustrian Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, terus berupaya meningkatkan daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM). Pada tahun 2024 Kementerian Perindustrian mendapat penugasan sebagai Campaign Manager Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Gernas BBI merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam memberikan dukungan memberdayakan para pelaku usaha UMKM/IKM. Dalam rangka mendukung Gernas BBI di NTB, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) bersinergi dengan Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia untuk memperjuangkan pemberdayaan perempuan dengan menyelenggarakan kegiatan Pendampingan Teknis WUB IKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan mayoritas peserta pendampingan adalah perempuan.

Kegiatan Pendampingan Teknis WUB IKM dilaksanakan pada tanggal 24 – 29 Juni 2024 di dua Kabupaten yaitu, di Kabupaten Lombok Timur untuk Pendampingan Teknis WUB IKM Olahan Kelapa dan Pendampingan Teknis Produksi dan Pewarnaan Alam WUB IKM Tenun di Kabupaten Lombok Tengah. Selain Pendampingan Teknis Ditjen IKMA juga memberikan fasilitasi mesin peralatan tenun gedogan dan mesin olahan kelapa untuk menghasilkan minyak goreng kelapa.

Melalui pendampingan dan fasilitasi mesin peralatan ini diharapkan IKM tenun dapat meningkatkan kapasitas perajin tenun dalam memenuhi kebutuhan pasar dan meningkatkan nilai jual produk dengan pengembangan berbagai macam motif dan pewarnaan alam. Selain itu IKM olahan kelapa dapat memproduksi minyak goreng kelapa dengan kapasitas sampai dengan tiga kali lipat lebih banyak setelah mendapatkan fasilitasi mesin peralatan.

Kegiatan pendampingan ini diharapkan tidak hanya berhenti sampai di sini tetapi oleh para instansi terkait, baik Dinas Propinsi, Dinas Kabupaten dapat terus menindaklanjuti pembinaan kepada para pelaku IKM dapat meningkatkan keterampilan dalam memproduksi minyak kelapa dan kain tenun yang sesuai mutu dan standar yang ditetapkan, sehingga produk yang dihasilkan memiliki mutu yang lebih baik, dapat memenuhi permintaan pasar serta berdaya saing. Sehingga hasil produk IKM di NTB dapat dikenal lebih luas lagi. (srv)

MIXADVERT JASAPRO