JagatBisnis.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2024 menurun menjadi 25,22 juta orang, dengan persentase kemiskinan mencapai 9,03%. Hal ini menandai tingkat kemiskinan terendah dalam satu dekade terakhir.
Imam Machdi, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama BPS, mengungkapkan hasil tersebut dalam Konferensi Pers di Jakarta pada Senin (1/7).
“Jumlah penduduk miskin sebesar 25,22 juta merupakan yang terendah dalam satu dekade ini,” ujar Imam.
Menurutnya, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 3,06 juta orang dalam 10 tahun terakhir, dengan penurunan sekitar 2,22 poin persentase kemiskinan.
“Secara rata-rata, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 300 ribu orang per tahun,” tambahnya.
Imam menjelaskan bahwa pada Maret 2014, jumlah penduduk miskin mencapai 28,28 juta orang, yang kemudian mengalami penurunan menjadi 25,22 juta orang pada Maret 2024.
Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menjelaskan bahwa penurunan kemiskinan pada Maret 2024 ini sebagian besar disebabkan oleh bantuan sosial (bansos) terkait dengan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu).
“Hal ini membuat konsumsi masyarakat miskin penerima bansos meningkat, sehingga secara konsumsi, pengeluaran mereka berada di atas garis kemiskinan,” ujar Huda.
Menurut Huda, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menggelontorkan bansos yang signifikan dari November 2023 hingga Februari 2024, termasuk bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan bansos beras.
“Dengan adanya tambahan dana dari masyarakat yang berputar selama pemilu, daya beli masyarakat miskin tetap terjaga saat bansos disalurkan,” tambahnya.
Huda juga menekankan bahwa jika tidak ada bantuan sosial tersebut, angka kemiskinan diperkirakan akan meningkat, terutama mengingat lonjakan harga kebutuhan pokok seperti beras yang cukup tinggi.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya kebijakan pemerintah dalam mendukung masyarakat miskin melalui program-program sosial untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. (Hky)