Waspada, Kasus DBD Mulai Naik

JagatBisnis.com Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang meningkat di beberapa wilayah Indonesia. Pada 1 Maret 2024 tercatat hampir 16 ribu kasus DBD terjadi di 213 Kabupaten/Kota dengan 124 kematian.

Menyikapi kondisi itu, Dokter Spesialis Anak, dr Miza Afrizal Azwir, Sp.A., BmedSci.Mkes mengatakan jika anak atau anggota keluarga ditemukan mengalami demam hingga 3×24 jam sebaiknya perlu diwaspadai.

“Kalau anaknya atau anggota keluarganya ada yang demam 3×24 jam, ingat ya bukan tiga hari tapi 3×24 jam karena dalam demam penghitungannya ini bisa berbeda. Intinya kalau demam udah 3×24 jam anaknya masih demam atau demamnya udah turun tapi anaknya malah makin lemas, biasanya anak kan kalau demamnya turun jadi segeran tapi ini malah jadi makin lemas maunya tidur aja itu harus diwaspadai,” kata dr Miza, dikutip dari akun TikToknya @mizaafrizal, Kamis (21/3/2024).

Baca Juga :   Januari 2023, Kasus DBD di Sikka Capai 68 Kasus

Menurutnya, kondisi ini akan semakin buruk jika dibarengi dengan gejala lainnya seperti nyeri perut, mual muntah, nyeri sendi, dan kaki dan tangan yang dingin serta lembab. Maka dari itu, kalau ditemukan gejala berikut untuk segera dibawa ke rumah sakit walaupun sebetulnya gejala tersebut tidak melulu merujuk kepada DBD.

Hal itu karena agar memastikan penderita yang mengalami gejala tersebut bisa langsung segera mendapat tindakan dan perawatan yang tepat dari pihak pelayanan kesehatan. Karena kebanyakan dari masyarakat terkadang saat membawa pasien ke rumah sakit sudah dalam kondisi parah.

Baca Juga :   Wabah DBD Mulai Serang Anak-anak di Surabaya

“Kalau ada yang pernah baca-baca info pasti ada tanda-tanda kayak mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah, BAB merah, BAB hitam, tolong banget jangan ditungguin sampai ada hal-hal tersebut ada baru dibawa ke dokter. Karena khususnya pada anak kalau tanda-tanda tersebut udah keluar pada demam berdarah seringnya itu sedikit agak terlambat,” ucap dr Miza.

Lebih lanjut, dr Miza menjelaskan jika dokter sudah menyarankan untuk tindakan rawat di rumah sakit sebaiknya masyarakat menuruti permintaan tersebut dan tidak menunda-nunda apalagi meminta obat untuk dirawat di rumah saja.

Baca Juga :   Berantas DBD, Pemkot Surabaya Gelar Kerja Bakti Massal di 154 Kelurahan

Hal itu lantaran pengobatan penyakit ini sangat berpengaruh terhadap kapan terapi infus itu dimulai, jadi akan lebih cepat lebih baik. Disisi lain, kondisi yang paling ditakutkan dalam penyakit ini yaitu DSS atau Dengue Shock Syndrome yang mana akan kurang baik hasilnya kalau penyakit itu terjadinya di rumah bukan di rumah sakit dengan terpasangnya infus.

Oleh karena itu, dr Miza berpesan kepada masyarakat agar masyarakat lebih peduli dengan penyakit ini, sebab penyakit ini adalah salah satu penyakit yang paling sering membuat masyarakat kecolongan. Karena dianggap sudah tidak demam lagi sehingga tidak perlu dibawa ke fasilitas kesehatan. (tia)

MIXADVERT JASAPRO