JagatBisnis.com – Dalam perdagangan akhir pekan, mata uang Rupiah menunjukkan ketangguhan yang mengesankan, menguat 14 poin atau 0,10 persen dari penutupan sebelumnya, mencapai level Rp 15.704 per USD. Meskipun terjadi lonjakan inflasi pada bulan Februari 2024, yang mencatat tingkat inflasi bulanan sebesar 0,37 persen, Rupiah berhasil menahan tekanan dan bahkan menguat.
Menurut pengamat pasar uang terkemuka, Ibrahim Assuaibidi, penguatan Rupiah ini menunjukkan resiliensinya di tengah meningkatnya tekanan inflasi. Meskipun sejumlah faktor, termasuk kenaikan harga pada sektor makanan, minuman, dan tembakau, mempengaruhi inflasi, Rupiah tetap mampu bertahan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, komoditas seperti beras, cabai merah, dan telur ayam ras menjadi penyumbang inflasi terbesar, sementara bawang merah, tomat, dan cabai rawit mengalami deflasi. Meskipun demikian, Rupiah menunjukkan kekuatan di pasar.
Menyikapi prospek pekan depan, Ibrahim memperkirakan bahwa Rupiah akan menghadapi fluktuasi. Namun, dia meyakini bahwa Rupiah akan cenderung melemah, dengan perkiraan penutupan di kisaran Rp 15.690 hingga Rp 15.740 per USD. (tia)
