Ekbis  

Lelang SRBI Tembus Rp296 Triliun, BI Catat Permintaan Tinggi

JagatBisnis.com –  Bank Indonesia (BI) mencatat total transaksi lelang Sertifikat Bank Indonesia (SRBI) mencapai Rp 296 triliun pada awal tahun 2024. Angka ini meningkat 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

BI melakukan 13 kali lelang SRBI pada Januari 2024, dengan rata-rata tingkat bunga sebesar 5,91 persen. Permintaan SRBI pada lelang-lelang tersebut selalu melebihi penawaran, dengan rasio permintaan terhadap penawaran rata-rata mencapai 1,55 kali.

BI menilai permintaan SRBI yang tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Kebijakan BI yang masih mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen, yang membuat SRBI menjadi instrumen investasi yang menarik.
  • Kondisi ekonomi global yang masih belum stabil, yang mendorong investor untuk mencari instrumen investasi yang aman.
  • Kinerja ekonomi Indonesia yang masih tumbuh positif, yang membuat investor optimistis terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Baca Juga :   BI Kantongi USD 2,4 Miliar Devisa Hasil Ekspor SDA, Menuju Target Rp 100 Triliun

BI akan terus melakukan lelang SRBI secara rutin untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan. BI juga akan terus memantau perkembangan permintaan SRBI dan menyesuaikan kebijakannya jika diperlukan.

Baca Juga :   Indodax Dukung BI Bikin Uang Rupiah Digital

Dampak Lelang SRBI

Lelang SRBI yang berhasil menyerap likuiditas perbankan ini akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, antara lain:

  • Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
  • Membantu menurunkan suku bunga kredit.
  • Meningkatkan aktivitas ekonomi.
Baca Juga :   Rupiah Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia, BI Perkuat Stabilitas Nilai Tukar

Lelang SRBI juga akan memberikan keuntungan bagi BI, yaitu berupa pendapatan bunga. Pendapatan bunga ini akan digunakan BI untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan mendukung kebijakan moneternya.

BI mengimbau masyarakat untuk berinvestasi di SRBI secara bijak. SRBI merupakan instrumen investasi yang aman dan menguntungkan, namun tetap memiliki risiko. Masyarakat perlu memahami risiko-risiko tersebut sebelum berinvestasi di SRBI. (tia)

MIXADVERT JASAPRO