JagatBisnis.com – Pemerintah mematok belanja subsidi energi pada tahun 2024 sebesar Rp 186,9 triliun. Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah, sekaligus melonjak 17,8% dibandingkan tahun 2023.
Peningkatan subsidi energi tersebut dipicu oleh kenaikan harga energi global, terutama harga minyak mentah dan gas alam. Kenaikan harga energi ini telah berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), listrik, dan LPG.
Untuk melindungi masyarakat dari kenaikan harga energi, pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat. Subsidi energi tersebut diberikan dalam bentuk subsidi BBM, subsidi listrik, dan subsidi LPG.
Pemerintah memberikan subsidi BBM untuk Pertalite, Solar, dan LPG 3 kilogram. Subsidi listrik diberikan untuk pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA. Subsidi LPG diberikan untuk pelanggan rumah tangga 450 VA.
Kenaikan subsidi energi tersebut tentu akan berdampak pada anggaran pemerintah. Pemerintah perlu menyiapkan anggaran yang lebih besar untuk membiayai subsidi energi.
Berikut adalah rincian subsidi energi pada tahun 2024:
- Subsidi BBM: Rp 101,4 triliun
- Subsidi listrik: Rp 73,6 triliun
- Subsidi LPG: Rp 11,9 triliun
Peningkatan subsidi energi tersebut juga menjadi tantangan bagi pemerintah. Pemerintah perlu mencari cara untuk menekan pengeluaran subsidi energi, tanpa mengurangi manfaat subsidi bagi masyarakat.
Salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong penggunaan energi yang lebih efisien. Pemerintah juga dapat meningkatkan produksi energi dalam negeri, sehingga tidak perlu mengimpor energi dalam jumlah besar.
Jika pemerintah dapat mengatasi tantangan tersebut, maka subsidi energi dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.
(tia)
