JagatBisnis.com – Kasus kekerasan di lingkup pendidikan kembali terjadi. Kali ini menimpa MAR (14), santri di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Akibat pengeroyokan itu, MAR mengalami luka berat hingga tidak sadarkan diri.
MAR yang merupakan warga Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, mengalami koma sejak Rabu (3/1). Hingga pada Minggu (7/1) kemarin MAR mengembuskan napas terakhir di ruang ICU RSUD Ngudi Waluyo.
Terkait tragedi tersebut Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Timur buka suara. Kepala Bidang Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren Kemenag Jatim M. As’adul Anam mengungkapkan pihaknya telah membentuk tim untuk menyelidiki kasus tersebut.
“Kita bentuk tim untuk melihat dengan saksama apa permasalahan sebenarnya, benarkah hanya permasalahan antar santri, apa ada permasalahan lain yang juga berkontribusi terhadap masalah ini?” ujarnya saat dikonfirmasi Basra, Selasa (9/1).
As’adul menuturkan selama ini pihaknya telah melakukan berbagai ikhtiar sebagai bagian dari tindakan pencegahan terjadinya kekerasan di lembaga pendidikan keagamaan, termasuk di ponpes.
“Kita sudah melaunching pesantren ramah anak pada tahun 2022 lalu, mengadakan sosialisasi anti kekerasan di pesantren kerja sama dengan DPRD Jatim, UNICEF, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Jatim, dan Kemenag pusat,” tandasnya.
Kasus pengeroyokan yang menewaskan santri MAR sendiri saat ini tengah ditangani Polres Blitar. (tia)