JagatBisnis.com – Manajemen LRT Jabodebek telah menegaskan komitmennya untuk terus memperbaiki pelayanan setelah berakhirnya promo tarif flat sebesar Rp 5.000 pada tanggal 30 September 2023. Keputusan ini juga diambil setelah beberapa insiden gangguan teknis yang terjadi selama satu bulan terakhir.
Kuswardoyo, Manajer Public Relations LRT Jabodebek, menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk melakukan evaluasi dan perbaikan atas masalah yang muncul di lapangan. Semua laporan dan masukan dari pengguna LRT Jabodebek akan dievaluasi dan diambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Sebelumnya, tarif untuk pengguna LRT Jabodebek mulai 1 Oktober 2023 hingga akhir Februari 2024 akan berkisar antara Rp 3.000 hingga maksimal Rp 20.000. Selama masa promo tarif flat sebesar Rp 5.000, LRT Jabodebek berhasil mengangkut sekitar 1,5 juta pengguna jasa.
LRT Jabodebek saat ini beroperasi dengan 16 kereta yang menjalani 234 perjalanan setiap hari. Keberadaan LRT Jabodebek dianggap telah memberikan kemudahan transportasi bagi masyarakat di kawasan padat di sekitar Jabodebek. Stasiun Dukuh Atas menjadi stasiun terpadat dengan mayoritas pengguna adalah pekerja. Beberapa stasiun lainnya yang memiliki pengguna jasa terbanyak meliputi Stasiun Harjamukti, Bekasi Barat, Jati Mulya, dan Kuningan.
Meskipun menghadapi berbagai gangguan teknis, pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bahwa semua masalah tersebut sedang dalam proses perbaikan dan diharapkan akan terselesaikan pada akhir Oktober. LRT Jabodebek telah menghadapi beberapa gangguan teknis, termasuk terkait pintu kereta, layar informasi penumpang, kelistrikan, dan sistem operasi. Keberhasilan LRT Jabodebek akan memberikan alternatif transportasi yang lebih baik untuk masyarakat metropolitan Jakarta dan sekitarnya. (tia)
