Polisi Selidiki Terkait Dugaan Penganiayaan Mahasiswa oleh Oknum Timses Bupati Cianjur

Ilustrasi Foto :Kumparan.com/

JagatBisnis.comPolisi menyelidiki dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum anggota tim sukses (timses) Bupati Cianjur Herman Suherman.

Oknum itu bernama Jamaluddin Junaidi Ghani yang menganiaya Alief Irfan, mahasiswa Ketua Jaringan Intelektual Muda Cianjur.

“Kami menerima laporan adanya dugaan tindak penganiayaan ringan terhadap Alief Irfan. Kami akan menindaklanjuti laporan tersebut,” kata Kasat Reskrim Polres Cianjur, Iptu Tono Listianto, Rabu (27/9).

Kepada wartawan, Alief mengatakan insiden ini dialaminya saat diskusi terkait rencana unjuk rasa mempertanyakan sumber dana umrah Anggota MUI Cianjur dan timses Bupati Cianjur di salah satu warung di Jalan Abdullah bin Nur.

Baca Juga :   Polda Depok Amankan 4 Pelaku Penyekapan dan Penganiayaan terhadap 2 Pria

Di tengah diskusi tersebut, Jamaluddin bersama rombongannya datang ke lokasi.

“Setelah mereka mengetahui kalau saya yang mempertanyakan sumber dana umrah bareng ini, salah satunya langsung melempar sesuatu ke muka saya,” ujar Alief.

Tidak berhenti di situ, lanjut Alief, saat dirinya masih berupaya untuk beradu argumen, Jamaluddin langsung menghampirinya dan memukul di bagian pelipis mata kirinya.

Baca Juga :   Polisi Buru Pengeroyok Pengusaha Ayam di Cakung oleh Oknum Ormas

Selain melakukan pemukulan, Jamaluddin juga mengancam akan mengerahkan kelompok ormas jika Alief tetap melanjutkan aksi unjuk rasa.

Jamaluddin membantah adanya aksi pemukulan terhadap korban. Dia mengklaim hanya menampar korban.

“Tidak ada pemukulan, tapi hanya menampar korban. Itu pun sebagai bentuk peringatan agar korban dapat bersikap lebih sopan terhadap orang yang lebih tua. Karena, saat itu, korban ini sempat menggebrak meja,” ujar Jamaluddin.

Jamaluddin juga memastikan sumber dana untuk pemberangkatan umrah Anggota MUI dan tim sukses bukan dari APBD Kabupaten Cianjur.

Baca Juga :   Aksi Pria Berseragam PNS Aniaya Pedagang Martabak Terekam CCTV

“Seharusnya mereka melakukan kajian mendalam jika memang akan menyikapi suatu masalah atau persoalan. Jangan karena bersumber dari media sosial mereka langsung menuduh atau menduga adanya tindak korupsi,” katanya.

Jamaluddin menambahkan, pihaknya akan melaporkan balik korban terkait dengan adanya informasi bohong atau hoaks.

“Kita ini juga aktivis, mana mau jika harus berangkat ibadah (umrah) dari sumber dana yang tidak jelas. Kita akan laporkan balik dugaan hoaks,” ujarnya. (tia)

MIXADVERT JASAPRO