JagatBisnis.com – Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan sambutan positif terhadap serangkaian kebijakan baru yang diimplementasikan oleh Bank Sentral Lebanon pada Jumat, 15 September 2023. Meskipun langkah-langkah ini dianggap sebagai awal yang baik, IMF tetap menegaskan bahwa Lebanon memerlukan reformasi mendalam untuk mengatasi krisis yang melanda negara tersebut dan memulihkan stabilitas ekonominya.
Perekonomian Lebanon telah mengalami kehancuran selama empat tahun terakhir, dengan nilai mata uang Lebanon merosot hingga 98 persen. Namun, otoritas Lebanon telah lambat dalam melakukan reformasi yang diperlukan. Ernesto Rigo, Kepala Misi IMF, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kelambanan ini dan menyatakan bahwa ini akan memberatkan perekonomian Lebanon dalam tahun-tahun mendatang.
Rigo juga menyoroti kebutuhan akan itikad politik yang kuat untuk mendorong reformasi yang diperlukan. Krisis di Lebanon telah mengakibatkan gangguan serius di sektor perbankan, layanan publik yang kurang memadai, infrastruktur yang rusak, peningkatan kemiskinan, tingkat pengangguran yang tinggi, dan ketidaksetaraan pendapatan yang semakin memburuk.
Hingga saat ini, Lebanon masih belum mengembangkan rencana yang konkret untuk merestrukturisasi sektor perbankannya, dan juga belum berhasil meloloskan undang-undang pengendalian modal atau anggaran tahun 2023. IMF menilai bahwa draft anggaran yang saat ini ada masih kurang dalam hal waktu dan cakupan.
Sementara Bank Sentral Lebanon di bawah kepemimpinan sementara Wassim Mansouri telah mengambil beberapa langkah positif, termasuk peluncuran platform pertukaran yang kontroversial dan pembatasan pendanaan moneter pemerintah, IMF menekankan bahwa tindakan ini belum cukup. IMF juga mendesak Lebanon untuk menyatukan berbagai nilai tukar yang saat ini bervariasi.
(tia)