Investasi Sawit di RI: Uni Eropa Kritis Namun Aktif, Ada Strategi di Baliknya?

Sawit Foto : Kumparan

JagatBisnis.com –  Komoditas sawit Indonesia telah menjadi target kampanye negatif dari beberapa negara di Uni Eropa, yang mengkritik praktik deforestasi dan perdagangan bebas yang dianggap merugikan lingkungan. Namun, ironisnya, sejumlah negara Uni Eropa terus berinvestasi di sektor perkebunan sawit di Indonesia, mengindikasikan adanya strategi di balik retorika kritis mereka.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2022, investasi terbesar dalam sektor tanaman pangan perkebunan dan peternakan di Indonesia, termasuk sawit, berasal dari negara-negara Uni Eropa. Peneliti dari LPEM FEB UI, Eugenia Mardanugraha, berbicara dalam sebuah workshop di Bandung dan menyatakan bahwa investasi tersebut sebenarnya terjadi di bawah kategori Tanaman Pangan Perkebunan dan Peternakan (TPPP).

Dari data yang disajikan, Belgia merupakan negara Uni Eropa dengan investasi terbesar di sektor TPPP di Indonesia, mencapai nilai USD 41,8 juta atau 57 persen dari total investasi mereka di Indonesia senilai USD 73,1 juta. Sementara Austria, Luxemburg, Belanda, dan Slovenia juga memiliki investasi yang signifikan dalam sektor ini.

Baca Juga :   3 Jemaah Haji RI yang Hilang, Polisi Arab Saudi Turun Tangan

Eugenia Mardanugraha mengemukakan bahwa sikap kontradiktif ini mungkin merupakan hasil dari strategi yang disusun secara cermat di dalam Uni Eropa. Kemungkinan, negara-negara Uni Eropa yang terdiri dari 27 anggota membagi tugas di antara mereka. Contohnya, Belanda, meskipun bukan produsen sawit, memiliki peran penting dalam perdagangan sawit dunia. Meskipun mereka tidak terlibat dalam investasi langsung di sektor kebun sawit di Indonesia, mereka memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan harga sawit internasional.

Baca Juga :   Koreksi Ekonomi China Picu Dampak Negatif ke RI

Eugenia juga berpendapat bahwa regulasi dan kampanye negatif terhadap sawit yang dilakukan oleh Uni Eropa dapat dipandang sebagai bagian dari strategi yang lebih luas. Ada kemungkinan bahwa negara-negara anggota Uni Eropa telah membagi peran mereka, dengan beberapa fokus pada regulasi dan kampanye, sementara yang lain berinvestasi di sektor yang mereka kritik.

Baca Juga :   Internet Starlink Hadir di RI, Tapi Sulit Masuk Sektor Konsumen Rumahan

Dengan demikian, situasi ini menunjukkan bahwa kontroversi di sekitar industri sawit Indonesia dan reaksi Uni Eropa memiliki dimensi yang lebih kompleks daripada yang terlihat. Uni Eropa mungkin mengambil pendekatan yang lebih strategis untuk mempengaruhi industri dan perdagangan global melalui campuran regulasi, kampanye, dan investasi yang terkoordinasi dengan cermat.

Untuk informasi lebih lanjut tentang investasi Uni Eropa di sektor sawit di Indonesia dan implikasi yang lebih dalam, masyarakat dapat mengakses sumber-sumber berita resmi kami. (tia)

MIXADVERT JASAPRO