Karut-Marut Sistem Transportasi Kota Penyangga Jakarta, Jadi Bala Polusi Udara

Ilustrasi polusi udara foto : Kumparan.com/

JagatBisnis.com – Kualitas Udara Jakarta Semakin Memburuk, Transportasi Massal Dituding Jadi Penyebab

Kualitas udara di Kota Jakarta dan sekitarnya semakin memburuk, dengan polusi udara menjadi perhatian utama dalam beberapa waktu terakhir. Menurut Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), sistem transportasi umum massal memiliki peran penting dalam memperburuk kondisi udara tersebut. Sektor transportasi (44 persen) dan sektor industri (31 persen) menjadi penyumbang terbesar polusi di wilayah tersebut.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2022 mengungkapkan bahwa DKI Jakarta memiliki sekitar 25,5 juta kendaraan bermotor terdaftar, dengan sepeda motor menyumbang 78 persen dari total kendaraan tersebut. Sepeda motor menjadi sumber pencemaran udara tertinggi per penumpang, melebihi kontribusi mobil pribadi bensin dan solar, mobil penumpang, serta bus. Djoko Setijowarno menekankan pentingnya efisiensi kendaraan untuk mengatasi masalah ini. Menggunakan transportasi umum, seperti bus, dapat mengurangi kontribusi CO2 jika dibandingkan dengan sepeda motor dan mobil pribadi.

Baca Juga :   Pelonggaran Prokes Bikin Sektor Transportasi Bangkit Lagi

Perlunya Perbaikan Sistem Transportasi dan Integrasi dengan Perumahan

Djoko Setijowarno menggarisbawahi perlunya perbaikan sistem transportasi umum, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Ia menyatakan bahwa isu transportasi berkelanjutan harus diperhatikan dengan serius. Integrasi antara pembangunan transportasi umum dan perumahan juga dianggap penting. Saat ini, banyak kawasan perumahan di Jabodetabek yang minim akses layanan transportasi umum, sehingga mendorong warga untuk memiliki kendaraan pribadi.

Baca Juga :   Kemenhub Pacu Pengembangan Transportasi di Pulau Terluar

Saran untuk Alih Subsidi Kendaraan Listrik ke Transportasi Umum

Djoko Setijowarno mencatat bahwa pemerintah memiliki anggaran yang cukup untuk mengatasi masalah polusi dan transportasi. Dia menyoroti besarnya anggaran yang dialokasikan untuk subsidi kendaraan listrik. Menurutnya, sebaiknya subsidi ini dialihkan ke transportasi umum. Di luar negeri, subsidi atau insentif kendaraan listrik diberikan setelah layanan transportasi umum telah ditingkatkan. Namun, di Indonesia, upaya pengembangan kendaraan listrik dilakukan di tengah krisis angkutan umum dan angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi.

Dia menyarankan agar pemerintah memesan bus listrik dari produsen dalam negeri seperti PT INKA, sebagai bagian dari upaya mengurangi polusi udara dan meningkatkan mobilitas kota. PT INKA telah berhasil menghasilkan bus listrik dengan kapasitas baterai yang mampu menempuh jarak cukup jauh. Djoko Setijowarno juga menyarankan alih sebagian anggaran subsidi kendaraan listrik untuk pengadaan bus listrik PT INKA, yang bisa dioperasikan di wilayah dengan potensi polusi udara tinggi seperti Jabodetabek.

Baca Juga :   JakLingko Ditargetkan Mampu Menekan Biaya Transportasi Masyarakat

Isu Transportasi Berkelanjutan Perlu Perhatian Lebih Serius

Masalah polusi udara dan kondisi transportasi yang kian memburuk di wilayah Jabodetabek menjadi perhatian penting. Diperlukan kerja sama antara pemerintah dan stakeholder terkait untuk mengatasi permasalahan ini dengan solusi yang berkelanjutan. Alat transportasi umum yang efisien, pengembangan kendaraan listrik, dan integrasi perumahan dengan transportasi menjadi faktor-faktor kunci dalam upaya menjaga kualitas udara yang lebih baik bagi warga Jakarta dan sekitarnya.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO