Kunjungan Mengejutkan 11 Anggota Taliban ke Kantor PBNU: Momen Bersejarah Ketum PBNU Berbagi Kearifan Indonesia

Said Aqil Foto : Kumparan

JagatBisnis.com – Pada malam Jumat, 11 Agustus, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, menghadirkan pidato kebangsaan yang menginspirasi di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam pidatonya yang mengangkat tema “Kembali ke Cita-cita Luhur Bangsa,” Said Aqil membagikan kisah menarik tentang kunjungan tak terduga 11 anggota Taliban ke Kantor PBNU di masa lalunya.

Saat menjabat sebagai Ketua PBNU, Said Aqil mengungkapkan bahwa pernah suatu waktu, 11 anggota Taliban datang mengunjungi kantornya. Meskipun tidak memberikan rincian kapan persisnya kunjungan ini terjadi dan siapa saja yang hadir, Said Aqil menceritakan bagaimana pertemuan ini berlangsung.

Dalam dialog dengan anggota Taliban tersebut, pertanyaan menarik muncul: Mengapa Indonesia, dengan keragaman suku, agama, dan budaya yang begitu besar, bisa hidup dalam kedamaian dan kesatuan? Menghadapi pertanyaan ini, Said Aqil merasa perlu berbagi beberapa faktor kunci yang membuat Indonesia menjadi tempat yang rukun dan harmonis meskipun beragam.

Baca Juga :   Taliban Temui PBNU, Ini yang Dibahas

“Saya sampaikan, berkat adanya kesepakatan muamalah, Indonesia darussalam berdasarkan Pancasila. Semuanya (Taliban) mangguk-mangguk sih,” kata Said Aqil dengan senyuman.

Baca Juga :   Pemerintahan di Bawah Taliban, Warga Afghanistan di Ambang Krisis Kelaparan

Dia menambahkan bahwa letak geografis, geo-ekonomi, dan geo-politik Indonesia memberikan negara ini keuntungan besar. Hal ini memungkinkan Indonesia untuk menjalankan diplomasi bebas aktif serta menjaga posisi non-bloknya. Namun, Said Aqil juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga kewaspadaan terhadap potensi dampak negatif dari posisi terbuka ini. Dia menekankan bahwa Indonesia tidak boleh menjadi pasar atau tempat pembuangan sampah peradaban dari negara maju.

Baca Juga :   Persenjataan Militer Milik AS yang Kini Dikuasai Taliban

Kisah unik ini menegaskan pentingnya kesepakatan, toleransi, dan semangat Pancasila dalam membentuk keberagaman Indonesia menjadi kekuatan yang mempersatukan, serta pentingnya menjaga kewaspadaan dalam berdiplomasi dengan dunia internasional.

Pidato ini dari Said Aqil Siradj tidak hanya menjadi momen bersejarah dalam menjaga semangat bangsa, tetapi juga menginspirasi masyarakat Indonesia untuk menghargai keragaman dan mengambil pelajaran berharga dari perjalanan sejarah negara.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO