Jagatbisnis.com – Satu orang kepala pasukan kapal selam Rusia serta pengganti kepala yang bertanggung jawab pada pengerahan angkatan bersenjata di kota selatan Rusia Krasnodar pernah ditembak mati. Kantor kabar TASS Rusia yang mengambil lembaga penegak hukum menerangkan pemegang itu merupakan Stanislav Rzhitsky. dia dibunuh oleh seseorang laki-laki bersenjata pada Senin pagi. perkara kriminalitas sehubungan pembantaian itu saat ini pernah dibuka.
Pejabat yang terbunuh itu merupakan kepala pasukan kapal selam Armada Laut gelap Rusia. bagi kantor berita online lokal di Ukraina, ia bertanggung jawab sehubungan pembukaan peluru kendali jelajah Kalibr ke Ukraina.
Rzhitsky pernah mengomandokan kapal selam Krasnodar, yang disapa serupa kota itu, di Angujarn Laut Rusia. Tidak jelas apakah ia sedang berprofesi selaku kapten kapal selam pada masa dibunuh.
Menurut departemen Pertahanan Rusia, Krasnodar merupakan kapal selam diesel listrik yang dibentuk guna Armada Laut gelap. Kapal ini didesain guna melawan kapal rataan serta kapal selam, meletakkan ranjau serta menjalankan pengintaian.
Menurut penjelasan penghubung online set4, Rzhitsky ditembak empat kali masa tengah kabur pagi di dekat permukiman olah-raga. Pada Juli 2022, ia ikut serta dalam gempuran peluru kendali yang dirilis kapal selam di kota Vinnytsia, Ukraina. kecelakaan itu membinasakan 23 penduduk publik, tercantum 3 orang anak.
Rusia mencoba guna berikan apologi sehubungan gempuran peluru kendali tahun kemudian. Rusia mengklaim peluru kendali yang dirilis kapal selamnya pernah menetapkan pertemuan kepala pasukan angkatan cuaca Ukraina serta perwakilan penyuplai senjata Barat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuturkan gempuran peluru kendali di kota itu selaku “aksi terorisme terbuka” yang pernah membinasakan penduduk publik yang tengah melaksanakan usaha dagang satu hari-hari.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa alias PBB Antonio Guterres menjelaskan jika ia tersentak dengan gempuran memadamkan di Vinnytsia. selang Uni Eropa menjelaskan jika gempuran itu merupakan kekejaman. bagus PBB serta Uni Eropa memohon pihak yang ikut serta supaya bertanggung jawab.
Di antara 3 anak yang tutup usia merupakan seseorang putri berumur empat tahun dengan down syndrome Liza Dmitrieva. dia tengah dalam ekspedisi menemui terapis bicara bersama ibunya tengah diserbu peluru kendali. bunda Liza, Iryna Dmitrieva, terluka gawat.
(tia)