JagatBisnis.com – Bendungan Nova Kakhovka di Ukraina yang berada di bawah kendali Rusia mengalami ledakan, menyebabkan airnya membanjiri daerah sekitar. Menurut Wali Kota Nova Kakhovka, Vladimir Leontiey, setidaknya tujuh orang dilaporkan hilang akibat insiden ini.
Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas kejadian ini. Bendungan yang terletak di Sungai Dnipro ini hancur pada Selasa, mengakibatkan luapan air yang membanjiri wilayah Kherson dan memaksa penduduk desa untuk mengungsi.
Sebanyak 42.000 orang berisiko terkena banjir di daerah-daerah yang dikuasai oleh Rusia dan Ukraina di sepanjang Sungai Dnipro. Pejabat Ukraina mengatakan sekitar 80 kelompok warga di wilayah Kherson berisiko terkena banjir.
Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan tentang konsekuensi serius dan dampak luas dari kerusakan bendungan tersebut. Lebih dari 900 orang dievakuasi dari kota yang dikuasai Rusia dengan populasi sekitar 45.000 orang di tepi kiri Sungai Dnipro.
Gubernur wilayah Kherson, Oleksandr Prokudin, melaporkan bahwa 1.582 rumah terendam banjir di tepi kanan Sungai Dnipro dan sekitar 1.457 orang telah dievakuasi dalam semalam.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyoroti bahwa penghancuran bendungan Nova Kakhovka membahayakan nyawa ribuan warga sipil. Mereka menegaskan bahwa warga sipil dan infrastruktur sipil tidak boleh menjadi target dalam konflik.
Bendungan Nova Kakhovka, yang memiliki tinggi 30 meter dan panjang 3,2 kilometer, dibangun pada era Uni Soviet pada tahun 1956. Selain menyuplai air bagi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, bendungan ini juga memiliki waduk seluas 18 kilometer kubik.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan pada Selasa bahwa tidak ada risiko langsung terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia setelah jebolnya bendungan pembangkit listrik tenaga air Nova Kakhovka.
(tia)
