Wacana Menteri BUMN Menggabungkan Perusahaan Konstruksi

JagatBisnis.com –  Agar pengawasan lebih mudah dan semakin meningkatkan kinerja dari perusahaan konstruksi itu maka di butuhkan suatu tindakan dengan melakukan merger.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, membeberkan rencana konsolidasi BUMN Karya dari awalnya 9 perusahaan menjadi 4. Salah satu yang akan digabung adalah PT Waskita Karya (Persero) dengan PT Hutama Karya (Persero).

Erick menilai BUMN Karya yang banyak terlilit utang jumbo sudah semakin sehat. Buktinya, proyek atau penugasan perusahaan-perusahaan tersebut masih bisa berjalan dan pembayaran utang sudah dimulai.

Baca Juga :   Gerakan Indonesia Bersih Ajak Masyarakat Kelola Sampah

Dia menuturkan, peleburan BUMN Karya ini akan sesuai dengan keahlian atau expertise, dengan demikian tidak ada perusahaan pelat merah mendapatkan proyek atau penugasan yang terlalu banyak

“Karena dulu sudah dipaparkan dan sudah setuju. Jadi BUMN (Karya) sebaiknya ada empat, ada expertise di sini, ada gedung, jadi tidak semua palugada, sudah ada bukunya,” tegas Erick.

Meski begitu, Erick memastikan konsolidasi ini tidak menghambat pembangunan, sehingga mekanismenya tidak hanya merger, namun ada juga yang bersifat kepemilikan saham, seperti PT Bank Mandiri memiliki saham mayoritas di PT Bank Syariah Indonesia (BSI).

Baca Juga :   Terdakwa: Kementrian BUMN Harusnya Ikut Diperiksa dalam Korupsi Jiwasraya

Karena jangan sampai kontraproduktif merger konsolidasi ini menghambat juga perkembangan usahanya, kan kita mesti hati-hati,” tutur dia.

Erick memaparkan, rencana konsolidasi BUMN Karya ini yaitu PT Hutama Karya (Persero) akan digabungkan dengan PT Waskita Karya (Persero), kemudian PT PP (Persero) dengan PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA.

Selanjutnya, BUMN Karya sisanya di bawah PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Danareksa akan dikonsolidasikan dengan mekanisme merger.

“Konsolidasi karya dipastikan akan terjadi, belum menjadi keputusan tetapi framework-nya yang ada di PPA Danareksa BUMN karya yang kecil-kecil merger, kalau yang besar-besar prosesnya jadi kepemilikan antara HK dengan Waskita, PP dan WIKA,” jelas Erick.

Baca Juga :   Siap-siap, Para Perampok BUMN Segera Terbongkar

Erick menegaskan, rencana ini masih digodok, terutama untuk memastikan arus kas (cash flow) masing-masing perusahaan cukup baik dan tidak saling memberatkan.

Ini masih asumsi kita melihat cashflow, jangan nanti main-main kita putuskan taunya cashflow sama-sama engga nendang, jebol dua-duanya bukan betulin satu malah bikin rubuh dua,” pungkas dia. (den)

MIXADVERT JASAPRO