JagatBisnis.com – Gianni Infantino kembali terpilih sebagai Presiden FIFA dalam Kongres FIFA ke-73 yang digelar di Kigali, Rwanda Kamis (16/3/2023) malam WIB.
Infantino akan menjabat untuk periode 2023-2027, setelah mengucapkan janji untuk melayani FIFA, sepak bola dunia, dan 211 asosiasi anggota FIFA. Kongres ini merupakan yang pertama kali diadakan di Afrika dan dihadiri oleh 208 delegasi anggota asosiasi termasuk ketum PSSI Erick Thohir, serta dibuka oleh Presiden Rwanda, Paul Kagame.
Sebagai Presiden FIFA, Infantino berkomitmen untuk mengembangkan sepak bola dan mengorganisir kompetisi-kompetisi. Salah satunya adalah peningkatan hadiah uang untuk Piala Dunia putri yang akan digelar di Australia dan Selandia Baru tahun ini, mencapai 150 juta dolar, tiga kali lipat dari edisi sebelumnya.
“Menjadi Presiden FIFA merupakan suatu kehormatan luar biasa, keistimewaan besar, dan juga memberikan tanggung jawab besar. Saya merasa rendah hati dan tersentuh oleh dukungan Anda, dan saya menjanjikan kepada Anda bahwa saya akan terus melayani FIFA, melayani sepak bola di seluruh dunia, dan melayani segenap 211 asosiasi anggota FIFA,” kata Infantino setelah terpilih kembali seperti dilansir laman resmi FIFA.
Infantino juga mengumumkan perubahan peraturan Piala Dunia U-17 putra dan putri serta peluncuran FIFA World Series. Selain itu, dia mengusulkan revisi format Piala Dunia yang saat ini melibatkan 32 tim, guna memberikan lebih banyak kesempatan bagi tim-tim dari berbagai konfederasi untuk berkompetisi di level global.
Presiden FIFA ini juga berjanji untuk memastikan organisasi yang baik, termasuk perubahan peraturan sistem transfer dan menjaga keberlanjutan keuangan sepak bola. FIFA telah menetapkan target pendapatan sebesar 11 miliar dolar untuk siklus keuangan berikutnya, meningkat signifikan dari target sebelumnya.
Kongres ini juga menyoroti komitmen FIFA dalam hak asasi manusia, dengan video dari Michael Llamas, ketua sub komite hak asasi manusia dan tanggung jawab sosial FIFA. Llamas menjelaskan bahwa FIFA akan meneruskan warisan hak asasi manusia dari Piala Dunia Qatar 2022 dan mendukung turnamen-turnamen FIFA yang akan datang. (tia)
