PLN Siapkan Strategi Mitigasi Perubahan Iklim

JagatBisnis.com –  PT PLN (Persero) melakukan sejumlah upaya untuk memitigasi perubahan iklim. Salah satunya dengan memaksimalkan operasional pembangkit yang ada dan secara paralel mengganti pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan. Hal itu merupakan bagian dari komitmennya untuk mengurangi emisi karbon.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan, Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon untuk mencapai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), serta komitmen untuk implementasi Net Zero Emission pada tahun 2060. Karena hal itu merupakan bentuk tanggung jawab sebagai bagian warga dunia untuk bersama-sama memitigasi dampak perubahan iklim.

“Untuk memitigasi perubahan iklim mencapai netralitas karbon, kami memerlukan kapasitas listrik terpasang sebesar 413 Gigawatt (GW) yang 75 persennya berasal dari pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) dan didukung oleh 19 GW interkoneksi dari Sumatera, Kalimantan dan Nusa Tenggara ke Jawa. Porsi besar dalam bauran tersebut akan berasal dari energi terbarukan dengan 308 GW kapasitas terpasang,” kata Evy dalam keterangan tertulis, Rabu (31/8/2022).

Baca Juga :   Anak-Anak Dilarang Main Layangan di Dekat Jaringan Listrik

Dia menjelaskan, untuk menjalankan upaya pencapaian target carbon neutral pada 2060 tersebut, pihaknya mebutuhkan investasi untuk mencapai sebesar USD614 miliar. Di mana USD596 miliar adalah investasi kapasitas listrik dan USD18 miliar adalah investasi interkoneksi. Upaya ini pun perlu didukung oleh sejumlah hal.

Baca Juga :   PLN Normalkan 31 Unit Gardu Listrik Rusak Akibat Longsor di Cianjur

“Pertama, tentang pembiayaan transisi energi, melalui akses ke pembiayaan hijau berbiaya lebih rendah, hibah pembangunan dan dukungan kerja sama antar pemerintah/negara. Kedua, pada harga listrik, PLN memerlukan kompensasi agar harga listrik tetap terjangkau oleh masyarakat. Untuk itu, kami membutuhkan mekanisme subsidi kompensasi untuk meringankan kenaikan biaya kepada pelanggan,” tuturnya.

Ketiga, lanjut dia, teknologi untuk mencapai skala ekonomi untuk teknologi baru, melalui investasi mega proyek dan berbagi teknologi oleh para pemain global di Battery Energy Storage System (BESS), Carbon Capture Storage (CCS) dan Hidrogen. Keempat adalah kebijakan pendukung, seperti penghapusan tarif impor dan pengenaan subsidi untuk mengurangi biaya kendaraan listrik.

Baca Juga :   Sambut Delegasi G20, PLN Siapkan 66 SPKLU Khusus

“Kami juga berencana menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS) atau penangkapan karbon untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Menerapkan mekanisme transisi energi dengan mempensiunkan dini PLTU dan penerapan teknologi baru seperti biomassa dan hidrogen,” tutupnya. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO