Ini Dampak bagi Indonesia akibat India Larang Ekspor Gandum

JagatBisnis.com-India melarang ekspor gandum imbas gelombang panas yang terjadi di negara tersebut. Kebijakan itu dinilai bakal memengaruhi rantai pasok pangan global, termasuk Indonesia. Karena sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri. Setidaknya terdapat 4 dampak yang akan dirasakan akibat pelarangan ekspor gandum tersebut.

“ Jadi kalau India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri. Dengan inflasi yang mulai naik, dikhawatirkan garis kemiskinan akan meningkat. Apalagi, Indonesia mengimpor gandum tiap tahun sebesar 11,7 juta ton atau setara USD3,45 miliar. Bahkan, impor tahun ini naik 31,6 persen dibanding tahun sebelumnya,” kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, Minggu (15/5/2022).

Bhima menjelaskan, keempat dampak yang akan dirasakan akibat pelarangan ekspor gandum tersebut bagi Indonesia. Pertama, harga gandum di pasar internasional telah naik 58,8 persen dalam setahun terakhir. Imbas pada inflasi pangan tentu akan menekan daya beli masyarakat. Misalnya saja, tepung terigu, dan mie instan. Apalagi, Indonesia tidak bisa memproduksi gandum. Maka akan banyak industri makanan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi.

Baca Juga :   Pengakuan Siswi Muslim di India: Kami Seperti Penjahat

“Kedua, pelarangan ekspor gandum yang belum diketahui sampai kapan waktunya membuat kekurangan pasokan menjadi ancaman serius. Bahkan, dampak dari perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022 telah membuat stok gandum turun signifikan. Dengan adanya kebijakan India, tentunya akan berimbas signifikan ke keberlanjutan usaha yang membutuhkan gandum,” paparnya.

Baca Juga :   Omicron Melonjak, Warga India Dilarang Keluar Rumah pada Akhir Pekan

Ketiga, lanjut Bhima, pengusaha harus segera mencari sumber alternatif gandum. Karena ini seharusnya menjadi kesempatan untuk alternatif bahan baku selain gandum seperti jagung, singkong, hingga sorgum yang banyak ditemukan di Indonesia. Dan, keempat, pakan ternak yang sebagian menggunakan campuran gandum. Ini, pada akhirnya dapat menyebabkan harga daging dan telur juga naik lantaran harga gandum meningkat. Oleh karena itu, pemerintah harus segera mempersiapkan strategi untuk mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India.

Baca Juga :   Suara Klakson di India Bakal Diganti Bunyi Seruling

“Pengusaha di sektor makanan minuman dan pelaku usaha ternak perlu berkoordinasi mencari jalan keluar bersama dengan pemerintah. Sekarang harus dihitung berapa stok gandum di tanah air, dan berapa alternatif negara penghasil gandum yang siap memasok dalam waktu dekat. Karena bukan tidak mungkin, pemerintah Indonesia bersama negara lain melakukan gugatan kepada India ke WTO karena kebijakan unilateral India merugikan konsumen dan industri di Indonesi,” tutup Bhima. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO