JagatBisnis.com – Perum Bulog menargetkan untuk menyerap 1,4 juta ton beras pada puncak panen raya yang diperkirakan terjadi pada bulan Maret-April 2025. Jumlah ini setara dengan 70% dari total penugasan yang diberikan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), yang menetapkan target Bulog untuk menyerap 2 juta ton beras pada tahun 2025.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Arwakhudin Widiarso, menjelaskan bahwa meskipun penugasan Bulog adalah untuk menyerap 2 juta ton beras, perusahaan berharap dapat mencapai angka yang lebih tinggi, yakni 3 juta ton. “Di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kami menganggarkan pengadaan beras sebesar 2 juta ton, namun harapan kami bisa mencapai 3 juta ton,” ujar Arwakhudin, Jumat (17/1).
Tiga Skema Penyerapan Beras
Untuk mencapai target penyerapan yang ambisius tersebut, Bulog menyiapkan tiga skema utama. Skema pertama adalah penyerapan gabah kering panen (GKP) langsung dari petani. Kedua, penyerapan gabah kering giling (GKG) yang berasal dari penggilingan. Dan ketiga, pembelian beras dalam bentuk jadi baik dari petani maupun penggilingan.
Sebelumnya, Bapanas juga menargetkan penyerapan beras oleh Bulog di kisaran 2,5 juta hingga 3 juta ton pada tahun 2025. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP telah dinaikkan menjadi Rp 6.500 per kilogram (kg), yang sebelumnya Rp 6.000 per kg, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penyerapan beras.
Proyeksi Produksi Gabah
Arief memperkirakan bahwa pada masa panen raya Maret-April, produksi gabah yang dapat dipanen akan mencapai antara 13 juta hingga 14 juta ton, atau sekitar 7 juta ton setara beras. Meskipun Bulog memiliki target serapan besar, sebagian dari hasil panen tersebut akan diserap oleh penggilingan yang ada di seluruh Indonesia.
Untuk mencapai kesuksesan dalam penyerapan ini, Arief meminta Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) untuk menjadi mitra strategis pemerintah dan Bulog. “Salah satu kunci kesuksesan kita nanti saat panen raya adalah kesinambungan antara sektor on-farm dan off-farm. Kami berharap petani dapat merasa optimis karena gabahnya dibeli dengan harga yang baik,” ujar Arief.
Penyerapan Beras yang Optimal untuk Ketahanan Pangan
Pemerintah melalui Bulog berkomitmen untuk menjaga stok beras yang stabil, sekaligus mendukung petani dengan memberikan harga yang adil. Dengan penetapan harga baru untuk GKP dan penargetan penyerapan yang tinggi, diharapkan akan tercapai keseimbangan antara kebutuhan stok nasional dan kesejahteraan petani. (Hky)