Ekbis  

Pasar Mobil Listrik di Indonesia: Lonjakan Penjualan di Tengah Kondisi Otomotif Lesu

Pasar Mobil Listrik di Indonesia: Lonjakan Penjualan di Tengah Kondisi Otomotif Lesu. foto dok carmudi.co.id

JagatBisnis.com – Pasar mobil listrik atau Battery Electric Vehicle (BEV) di Indonesia menunjukkan performa yang menggembirakan meski industri otomotif secara umum tengah mengalami kelesuan. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan lonjakan signifikan dalam penjualan mobil listrik nasional, dengan volume penjualan mencapai 17.826 unit pada Januari-Juli 2024. Angka ini melonjak 157,30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatat penjualan sebanyak 6.928 unit.

Menariknya, volume penjualan mobil listrik nasional hingga Juli 2024 sudah sedikit melampaui total penjualan sepanjang tahun lalu yang mencapai 17.051 unit. Hingga Juli 2024, segmen mobil listrik berkontribusi sebesar 3,68% dari total penjualan wholesales mobil nasional yang mencapai 484.236 unit.

Pasar mobil listrik nasional didominasi oleh merek-merek asal China, dengan tiga model terlaris berasal dari produsen Tiongkok. Pada periode Januari-Juli 2024, Wuling Binguo EV memimpin dengan penjualan sebanyak 3.743 unit, diikuti oleh Chery Omoda E5 dengan 3.036 unit, dan Wuling Cloud EV dengan 2.097 unit. Ketiga model ini dirakit di dalam negeri dan memperoleh insentif PPN 1% dari pemerintah.

Baca Juga :   Bukti Tesla Mobil Listrik Aman Terendam Air

Namun, pendatang baru seperti BYD juga menunjukkan kinerja penjualan yang menawan. Model BYD Seal, meski masih berstatus impor utuh (completely built up/CBU), berhasil mencatat penjualan sebanyak 1.989 unit dan menempati posisi keempat dalam daftar mobil listrik terlaris nasional hingga Juli 2024. Penjualan BYD Seal mengungguli beberapa model lokal seperti MG 4 EV (1.557 unit), Wuling Air EV (1.253 unit), dan Hyundai Ioniq 5 (808 unit).

Rifkie Setiawan, Head of Brand Department Chery Sales Indonesia, mengungkapkan bahwa larisnya penjualan Omoda E5 melampaui ekspektasi mereka. Model ini, yang diperkenalkan awal 2024, memenuhi selera konsumen Indonesia akan mobil dengan desain futuristik dan sporty, dan saat ini menjadi SUV listrik terlaris di Indonesia.

Baca Juga :   Investor Eropa Bakal Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, optimis bahwa penjualan mobil listrik di Indonesia akan terus tumbuh di bulan-bulan mendatang, didorong oleh kehadiran berbagai merek dan model baru di pasar. Gaikindo juga memprediksi bahwa mobil listrik yang mendapatkan insentif seperti PPN 1% atau bebas bea masuk impor CBU memiliki peluang besar untuk mencatat volume penjualan yang lebih tinggi.

“Insentif membuat harga mobil listrik lebih terjangkau, sehingga penjualannya berpeluang meningkat,” ujar Jongkie.

Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menilai bahwa pangsa pasar mobil listrik di Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh lebih dari 3% dalam waktu dekat. Ini tentu bergantung pada keberlanjutan program insentif dan pengembangan infrastruktur pendukung seperti charging station.

Baca Juga :   Beraneka Ragam Colokan Mobil Listrik

Pentingnya lokalisasi produksi juga menjadi sorotan. Pemerintah Indonesia memiliki program penguatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dapat menurunkan harga mobil listrik di masa depan. Selain itu, Indonesia yang merupakan salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara, memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara, memberikan kesempatan bagi Agen Pemegang Merek (APM) mobil listrik untuk memasarkan produk mereka baik di dalam maupun luar negeri.

“Indonesia berpotensi menjadi hub pemasok mobil listrik ke kawasan lain,” tutup Yannes.

Dengan potensi pasar yang terus berkembang dan dukungan pemerintah, masa depan mobil listrik di Indonesia tampak menjanjikan, menawarkan peluang besar bagi produsen dan konsumen di tanah air. (Hky)