JagatBisnis.com – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menutup bulan Februari 2025 dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Meskipun laba masih tercatat turun, BRI tidak lagi dibebani oleh pencadangan yang lebih tinggi, yang sebelumnya menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kinerja bank.
Beban Pencadangan dan Laba
Pada Februari 2025, BRI mencatatkan beban pencadangan sebesar Rp 8,95 triliun, yang naik 6,19% secara tahunan (YoY). Meskipun ada kenaikan, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan tajam pada Januari 2025, yang mencapai 188,51% YoY dengan total pencadangan Rp 5,63 triliun.
Secara bulanan, beban pencadangan di Februari 2025 hanya mengalami peningkatan 59,1% dibandingkan Januari 2025. Sedangkan, pada Februari 2024, beban pencadangan BRI tercatat melonjak 332,2% secara bulanan. Pencadangan yang lebih terkendali ini berdampak positif pada kinerja laba BRI.
Di Februari 2025, meskipun laba BRI masih mengalami penurunan, namun tidak setajam penurunan pada Januari 2025, yang mencapai 58,33% YoY. Pada Februari, laba tahun berjalan BRI tercatat sekitar Rp 6,6 triliun, mengalami penurunan sekitar 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan Bunga dan Kredit
Pendapatan bunga bersih BRI pada Februari 2025 tercatat Rp 18,26 triliun, yang menunjukkan penurunan tipis 2,49% YoY dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sementara itu, total kredit yang disalurkan BRI pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp 1.218 triliun, meningkat dibandingkan dengan Februari 2024 yang tercatat sebesar Rp 1.158 triliun.
Dana Pihak Ketiga dan LDR
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), pada Februari 2025, BRI mencatatkan Rp 1.380 triliun, meskipun sedikit turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 1.388 triliun. Akibatnya, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI mengalami kenaikan dari 83,42% menjadi 88,26%.
Kesimpulan
Meskipun laba BRI mengalami penurunan pada Februari 2025, bank ini berhasil menunjukkan kinerja yang lebih stabil dengan beban pencadangan yang lebih terkendali. Peningkatan total kredit dan kenaikan LDR juga menjadi indikator positif bagi BRI dalam menjaga kestabilan finansial. (Zan)