JagatBisnis.com – PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) mengungkapkan rencana untuk membagikan dividen hingga 50% dari laba bersih tahun buku 2024, seiring dengan kinerja keuangan yang menunjukkan pertumbuhan pesat. Laporan keuangan per 31 Desember 2024 mencatatkan pendapatan perusahaan sebesar Rp 207,16 miliar, yang mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 66,45% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Year on Year / YoY), yang hanya mencapai Rp 124,46 miliar.
Kinerja Keuangan yang Melesat
Beban pokok pendapatan NAIK tercatat mencapai Rp 146 miliar, sementara beban usaha sebesar Rp 19,51 miliar, yang menghasilkan laba usaha sebesar Rp 41,65 miliar. Dengan laba bersih yang tercatat mencapai Rp 30,9 miliar pada akhir tahun 2024, perusahaan mengalami lonjakan laba sebesar 153,55% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 yang hanya tercatat Rp 13,18 miliar.
Direktur Utama Adiwarna Anugerah Abadi, Johannes, menyatakan bahwa perusahaan berencana untuk mengalokasikan sekitar 25-50% dari laba bersih untuk pembagian dividen. Angka pasti mengenai pembagian dividen ini, katanya, akan ditentukan dalam keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Target Pendapatan dan Ekspansi Bisnis
Sebagai bagian dari rencana pertumbuhannya, NAIK juga menargetkan pendapatan sebesar Rp 300 miliar pada 2025. Hingga akhir Februari 2025, perusahaan telah mengamankan kontrak proyek senilai Rp 267 miliar, mendekati target yang telah ditetapkan untuk tahun ini.
Johannes menjelaskan bahwa pendapatan akan diakui setelah proyek selesai. “Jika kami ada pengakuan pendapatan, itu berarti proyek yang sudah selesai. Untuk proyek yang belum selesai, pengakuan pendapatan akan dilakukan di tahun ini,” jelasnya.
Untuk mendukung pencapaian target tersebut, NAIK telah mengoptimalkan strategi pemasaran dengan meningkatkan partisipasi dalam tender proyek dan memaksimalkan tim sales serta digital marketing, termasuk pemanfaatan Google Search dan media sosial.
Strategi Operasional dan Ekspansi Produk
Dari sisi operasional, perusahaan menerapkan pengawasan ketat terhadap kualitas proyek serta efisiensi kerja dengan dukungan berbagai aplikasi ERP untuk mengelola keuangan, stok, kontrol proyek, dan sumber daya manusia. Selain itu, NAIK juga melakukan ekspansi dan diversifikasi produk, termasuk menambah produk water tank dan mengembangkan proyek hidran dan sprinkler.
Johannes juga mengungkapkan bahwa perusahaan kini telah menjadi distributor langsung untuk produk-produk tersebut, sebelumnya yang diandalkan dari pihak lain. “Kerja sama dengan Grundfos dalam pengadaan pump-up plumbing turut memperluas pilihan produk bagi pelanggan,” tambahnya.
Tantangan dan Peluang di Pasar
Dalam menghadapi persaingan di industri proteksi kebakaran, NAIK berfokus pada segmen industri kelas atas, di mana kompetisi lebih banyak melibatkan perusahaan asing, terutama dari Korea. Johannes mengungkapkan bahwa saat ini proyek-proyek besar lebih banyak dikerjakan oleh pemain internasional, tetapi NAIK melihat peluang besar untuk terus memperkuat posisinya di pasar domestik.
Melihat potensi ini, NAIK menargetkan untuk meningkatkan jumlah proyek pada kuartal pertama 2025. “Jika tren positif ini berlanjut, ada kemungkinan target pendapatan tahun 2025 akan melebihi ekspektasi yang telah ditetapkan dalam prospektus,” ungkapnya.
Kinerja Saham yang Menggembirakan
Saham NAIK juga menunjukkan performa yang menggembirakan. Pada Jumat (14/3), harga saham NAIK tercatat naik menjadi Rp 640 per saham, meningkat signifikan dari harga IPO yang hanya Rp 105 per saham pada 13 November 2024. Kenaikan ini mencerminkan antusiasme pasar terhadap fundamental bisnis perusahaan yang semakin kuat.
Dengan kinerja yang terus berkembang dan strategi ekspansi yang matang, NAIK berpotensi mencatatkan pertumbuhan yang lebih besar di masa depan. (Mhd)