JagatBisnis.com – Freeport McMoRan diperkirakan akan melanjutkan pengiriman konsentrat tembaga dari Indonesia pada bulan Februari ini setelah mendapatkan izin ekspor yang baru. Sebelumnya, izin ekspor mereka telah berakhir pada Desember 2024, namun kini perusahaan tersebut mendapat dukungan untuk melanjutkan pengiriman, meskipun Indonesia telah memberlakukan pembatasan ekspor bahan mentah untuk mendorong pemrosesan mineral di dalam negeri.
Kebakaran Smelter Menjadi Kendala
Meskipun Freeport memiliki kapasitas pemurnian lokal, perusahaan tetap berusaha mengekspor konsentrat tembaga setelah kebakaran yang melanda smelter Manyar di Jawa Timur pada Oktober 2024, yang mengganggu proses pemurnian. Dalam situasi tersebut, Freeport menghadapi tantangan besar dalam hal penyimpanan konsentrat tembaga yang terkumpul di lokasi mereka.
Pengiriman Pertama ke China Dijadwalkan Mulai Jumat
Menurut dua sumber yang mengetahui situasi tersebut, Freeport dijadwalkan untuk mulai memuat kargo konsentrat tembaga yang ditujukan ke China pada hari Jumat, dengan harapan bahwa izin ekspor baru akan terbit sebelum akhir bulan. “Penyimpanan konsentrat menjadi masalah besar. Kami perlu mulai mengirimnya,” ujar salah satu sumber.
Dukungan dari Kementerian Perdagangan Indonesia
Pekan lalu, Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan dukungannya terhadap rencana Freeport untuk melanjutkan ekspor konsentrat tembaga. Kementerian memberikan sinyal positif terhadap langkah tersebut, dengan memperhatikan pentingnya pemulihan pasokan global tembaga, yang terhambat akibat kekurangan konsentrat.
Respons PT Freeport Indonesia dan Kementerian Terkait
PT Freeport Indonesia belum memberikan pernyataan resmi mengenai pengiriman konsentrat tembaga tersebut. Namun, juru bicara perusahaan menyatakan harapannya agar pemerintah dapat mengakomodasi rencana ekspor ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia (ESDM) juga belum memberikan komentar resmi terkait hal tersebut.
Dampak terhadap Pasar Tembaga Global
Jika pengiriman kembali dimulai, hal ini akan membantu mengurangi kelangkaan pasokan konsentrat tembaga yang telah mempengaruhi keuntungan smelter di seluruh dunia. Pada Januari lalu, Freeport berhasil menjual kargo konsentrat tembaga dengan ketentuan bahwa kontrak tersebut hanya berlaku jika mereka berhasil memperbarui izin ekspornya.
Langkah ini dapat memberikan dampak positif bagi pasar tembaga global, yang sempat menghadapi kekurangan pasokan akibat pembatasan ekspor dan ketegangan dalam proses pemurnian tembaga di Indonesia. (Mhd)