Ekbis  

Pelita Air dan Garuda Indonesia Kajian Mendalam Terkait Merger

Pelita Air dan Garuda Indonesia Kajian Mendalam Terkait Merger. foto dok pelita-air.com

JagatBisnis.com – Direktur Utama PT Pelita Air Service, Dendy Kurniawan, memberikan penjelasan terkait rencana merger dengan Garuda Indonesia yang kini tengah hangat dibicarakan. Dendy mengungkapkan bahwa keputusan akhir terkait merger ini masih tergantung pada hasil kajian mendalam yang melibatkan banyak pihak, terutama pemegang saham. Menurutnya, keberhasilan merger ini harus memberikan manfaat jangka panjang bagi industri penerbangan nasional.

“Kita tunggu saja keputusan Pemegang Saham. Tentu saja, proses ini akan dikaji dengan cermat, termasuk pro’s (keuntungan) dan con’s (kerugian) supaya hasilnya dapat memberikan dampak terbaik untuk negara dan semua pihak terkait,” kata Dendy pada Jumat (10/1/2025).

Progres Diskusi Merger Masih Tahap Awal

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyampaikan bahwa diskusi mengenai merger dengan Pelita Air masih berada pada tahap awal. Meskipun begitu, ia menyambut positif langkah ini dan menegaskan bahwa Garuda Indonesia akan mendukung penuh rencana merger tersebut, dengan memastikan adanya kajian komprehensif terhadap prospek bisnis dan kinerja masing-masing perusahaan.

Baca Juga :   Garuda Indonesia Tanggapi Lonjakan Kerugian dengan Optimisme dan Strategi Perbaikan

“Progres dari rencana merger ini akan kami sampaikan lebih lanjut apabila ada perkembangan signifikan dalam prosesnya,” ungkap Wamildan dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan pada 8 Januari 2025.

Menteri BUMN Erick Thohir: Merger untuk Efisiensi dan Layanan Lebih Baik

Menteri BUMN, Erick Thohir, juga memberikan konfirmasi bahwa penggabungan Garuda Indonesia dan Pelita Air sedang dalam kajian lebih lanjut. Tujuannya adalah untuk menciptakan integrasi yang lebih efisien di sektor penerbangan.

Baca Juga :   Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2024: Tawaran Paket Umrah dan Haji Plus dengan Berbagai Promo Menarik

Erick menjelaskan bahwa Garuda Indonesia akan tetap fokus pada segmen premium, sementara Pelita Air akan mengisi celah di segmen premium ekonomi. Sementara itu, Citilink akan terus berfokus pada pasar ekonomi.

“Penggabungan ini memang harus terjadi karena kami menghadapi tantangan terkait jumlah pesawat yang terbatas. Ini adalah langkah untuk efisiensi operasional dan peningkatan layanan penerbangan nasional,” jelas Erick.

Erick juga menambahkan bahwa proses penggabungan ini diharapkan selesai dalam tahun ini, sebagai bagian dari peta jalan (roadmap) untuk enam bulan ke depan. Dalam pembahasan ini, Direktur Utama dari Garuda Indonesia, Pelita Air, dan Citilink akan terlibat dalam diskusi strategis terkait langkah penggabungan tersebut.

Baca Juga :   Garuda Indonesia Siapkan 14 Pesawat Berbadan Lebar untuk Angkut 109 Ribu Calon Jemaah Haji

Harapan untuk Peningkatan Layanan dan Efisiensi

Dengan adanya rencana merger antara Garuda Indonesia dan Pelita Air, harapannya adalah tercipta efisiensi operasional yang lebih baik, sekaligus memperkuat sektor penerbangan Indonesia untuk menghadapi tantangan global. Selain itu, melalui penggabungan ini, ketiga maskapai di bawah BUMN diharapkan dapat menawarkan layanan yang lebih baik dan lebih terjangkau bagi masyarakat, serta memperkuat daya saing penerbangan nasional. (Hky)