JagatBisnis.com – Indonesia akan menjadi tuan rumah High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024, yang akan berlangsung pada 1-3 September di Bali. Forum ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama global yang lebih inklusif, efektif, dan berkelanjutan, dengan tema “Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change”.
Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas, Bogat Widyatmoko, menjelaskan bahwa forum ini akan menjadi landasan penting bagi Summit of the Future yang akan digelar di New York pada 22-23 September 2024. “Kata kunci dalam HLF MSP ini adalah transformasi, kolaborasi, kerja sama, dan keberlanjutan. Ini semua merupakan motivasi Indonesia dalam menghadapi tantangan global dan mewujudkan transformasi serta inklusivitas pembangunan,” ungkap Bogat dalam keterangan resminya, Sabtu (31/8).
Hingga saat ini, HLF MSP 2024 telah menarik perhatian 1.275 peserta dari 26 negara, melampaui target awal 1.000 peserta. Peserta terdiri dari 786 perwakilan pemerintah, 102 dari organisasi internasional, 107 dari organisasi non-pemerintah, 128 dari sektor swasta, serta 8 filantropi, 9 lembaga think tank, 56 komunitas akademisi, 9 bank multilateral, dan 70 petugas keamanan. Angka ini menandakan antusiasme besar dari berbagai pihak.
Forum ini juga akan menghadirkan 102 pembicara global dari berbagai latar belakang, termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, filantropi, LSM, dan organisasi internasional. Selain itu, HLF MSP 2024 didukung oleh 33 mitra yang siap berpartisipasi dalam ekshibisi, serta sistem keamanan siber dan fisik yang telah dipersiapkan dengan matang.
“Kami sangat optimis dengan jumlah peserta yang terus bertambah dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan antusiasme besar dari berbagai pihak,” jelas Bogat.
Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan akan menyambut seluruh perwakilan negara dalam sesi Welcoming Dinner dan membuka sesi utama dalam Joint Leaders Session Indonesia-Afrika (IAF) serta HLF MSP 2024 pada hari kedua, 3 September 2024. Acara ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama global dan mendorong perubahan transformatif untuk pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (Hky)