Program Jumbo Prabowo-Gibran: TKN Tanggapi Kekhawatiran IMF soal Beban APBN

Program Jumbo Prabowo-Gibran: TKN Tanggapi Kekhawatiran IMF soal Beban APBN. foto dok indef.or.id

JagatBisnis.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka menghadapi tantangan besar terkait program ambisius mereka. Kekhawatiran muncul mengenai dampak program jumbo ini terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama terkait dengan lonjakan utang dan defisit.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah mengeluarkan peringatan bahwa utang pemerintah baru bisa melonjak hingga 41% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2029 jika belanja anggaran meningkat dan defisit APBN mencapai 3% dari PDB dalam lima tahun ke depan.

Baca Juga :   Sudah Bertemu, Jokowi Beri Selamat Prabowo-Gibran Atas Penghitungan Unggul Quick Count

Menanggapi peringatan tersebut, Drajad Wibowo, Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, mengungkapkan keyakinannya bahwa program-program yang dirancang oleh Prabowo-Gibran sudah mempertimbangkan potensi perlambatan ekonomi dan telah melalui simulasi yang cermat.

“Kami memahami risiko yang dihadapi APBN 2025-2029. Tidak seharusnya kita menganggap IMF atau Bank Dunia sebagai otoritas mutlak dalam ekonomi. Mereka pun sering kali merevisi proyeksi mereka sendiri,” ujar Drajad pada Senin (12/8).

Baca Juga :   Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran: Detail dan Tantangan Menuju Tahun 2025

Drajad menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo akan menerapkan disiplin fiskal yang ketat dan menolak spekulasi tentang potensi peningkatan defisit fiskal dan rasio utang yang diperkirakan IMF. Menurutnya, tim Prabowo-Gibran telah merencanakan anggaran belanja dengan mempertimbangkan kinerja pendapatan negara.

“Presiden terpilih Prabowo dan tim pakarnya sepenuhnya menyadari bahwa pelaksanaan program-program ini bergantung pada pendapatan negara. Kami sedang menyiapkan serangkaian terobosan untuk meningkatkan rasio pajak, yang selama ini terjebak di angka 10%. Bahkan, jika hanya menghitung pendapatan pajak dalam negeri tanpa cukai, rasionya jauh lebih rendah,” ungkap Drajad.

Baca Juga :   Rekayasa Lalin Diberlakukan saat Prabowo-Gibran Daftar ke KPU Hari Ini

Drajad juga memastikan bahwa belanja anggaran pemerintahan baru akan disesuaikan dengan kinerja pendapatan negara. Dengan langkah-langkah ini, TKN berharap dapat menanggulangi potensi risiko ekonomi dan menjaga stabilitas APBN.

Dengan komitmen untuk disiplin fiskal dan strategi peningkatan pendapatan pajak, tim Prabowo-Gibran bertekad untuk menjalankan program-program mereka tanpa membebani keuangan negara secara berlebihan, sekaligus menghadapi tantangan ekonomi yang mungkin muncul di masa depan. (Zan)